Share this
Pada tanggal 7-9 Mei 2018, ITDP Indonesia mengundang operator transportasi Kota Medan, Organda Kota Medan serta Dinas Perhubungan Kota Medan untuk mengikuti kegiatan “Studi Banding dan Peningkatan Kapasitas Teknik Operator Transportasi Umum Kota Medan” di Jakarta.
Program ini dilaksanakan dalam rangka peningkatan kapasitas teknis mengenai sistem BRT dengan operator angkutan umum eksisting di Kota Medan, melalui berbagi pengalaman dengan Transjakarta dan Kopaja. Studi banding ini dirancang untuk membantu para peserta mempelajari mekanisme transisi serta kerjasama operator angkutan umum eksisting dengan PT. Transjakarta sebagai operator sistem BRT (Bus Rapid Transit) di Jakarta.
Di hari pertama, para peserta mendapatkan kesempatan untuk belajar langsung serta berdiskusi dengan Koperasi Angkutan Jakarta (Kopaja), selaku operator angkutan umum eksisting yang telah terintegrasi di bawah PT. Transjakarta. Pihak Kopaja berbagi pengalaman dan cerita serta mempersilakan para peserta, khususnya operator angkutan umum dan Organda Kota Medan untuk meninjau dan mempelajari laporan harian dari bus-bus Kopaja. Para peserta juga mendapatkan kesempatan untuk mengobservasi aktivitas yang terjadi di pool Kopaja di Cijantung dan mengamati proses pengecekan dan pelaporan harian.
Di hari kedua, ITDP Indonesia mengajak para peserta untuk berkunjung ke beberapa halte dan koridor Transjakarta serta melihat program integrasi angkutan umum di Jakarta, Ok-Otrip. Sepanjang perjalanan, ITDP Indonesia memberikan penjelasan tentang kerjasama PT. Transjakarta dengan operator-operator angkutan umum eksisting dan masalah teknis, seperti desain halte dan koridor Transjakarta. Hal ini dilakukan dengan cara menggunakan bus Transjakarta untuk mengunjungi halte-halte besar seperti Halte Karet dan Harmoni.
Selain itu, para peserta juga diajak untuk mencoba MiniTrans, unit usaha baru Pt. Transjakarta dan dioperasikan oleh Kopaja. Tak hanya itu, para peserta juga diajak untuk mencoba menggunakan angkot Ok-Otrip, dalam sesi ini para peserta dapat melihat secara langsung bukti proses integrasi pembayaran dalam sistem transportasi umum di Jakarta.
Selama site visit, para peserta sangat aktif bertanya baik pada petugas Transjakarta juga kepada pengemudi angkot Ok Otrip. Pertanyaan yang diajukan seputar operasional lapangan yang meliputi tugas para petugas lapangan hingga masalah gaji pengemudi angkutan kota. Para peserta menyadari, tantangan terbesar operator angkutan kota adalah ketika melakukan proses sosialisasi dengan pengemudi angkutan kota eksisting. Karenanya, pertanyaan-pertanyaan ini sangat penting diajukan untuk memastikan aspek kesejahteraan pengemudi angkutan kota eksisting ketika sistem integrasi terimplementasi.
Di hari terakhir, ITDP Indonesia mengajak para peserta untuk berkunjung ke kantor PT. Transjakarta untuk berdiskusi bersama Direktur Operasional dan Unit Transwadaya, Daud Joseph. Dalam diskusi ini, Daud menjelaskan profil perusahaan PT. Transjakarta serta berdiskusi dengan peserta tentang tantangan integrasi transportasi umum di Jakarta misalnya, proses integrasi angkot eksisting menjadi angkot Ok Otrip dan integrasi Metromini menjadi MiniTrans. Daud juga terus menekankan pentingnya integrasi dalam sistem transportasi perkotaan, “Integrasi itu menu utama, BRT, itu menu lainnya,” ungkapnya.
Selain Daud Joseph, hadir juga Heru Herawan, Unit Transwadaya Transjakarta serta Porman Pakpahan, pengurus Ok Otrip KWK, menyambut kedatangan peserta. Heru menjelaskan bentuk kerjasama Transjakarta dengan angkutan umum eksisting perorangan. Sementara Porman membagi cerita tentang proses KWK masuk dalam skema Ok Otrip lengkap dengan data mengenai penghasilan mereka sekarang.
Selesai berdiskusi, para peserta juga mendapat kesempatan berkunjung ke ruang pusat komando PT. Transjakarta. Dalam ruangan ini, para peserta dapat melihat proses koordinasi PT. Transjakarta dengan petugas yang ada di lapangan. Para peserta dapat melihat situasi koridor, halte, serta pergerakan bus yang diawasi langsung oleh petugas PT. Transjakarta. Selanjutnya, para peserta diarahkan untuk berkunjung dan meninjau bengkel dan depo Bus Transjakarta. Di depo, ITDP Indonesia menjelaskan berbagai aktivitas yang dilakukan ketika sebuah bus masuk ke dalam depo.
Dalam mewujudkan transportasi berkelanjutan di Kota Medan, ITDP Indonesia akan terus memberikan bantuan teknis tidak hanya kepada Pemerintah Kota Medan, tetapi juga kepada para operator angkutan umum di Kota Medan. Harapannya, Pemerintah Kota Medan dapat mulai membenahi sistem transportasi perkotaannya dengan serius dengan melibatkan para pengusaha dan operator angkutan umum eksisting.
Usaha pembenahan ini bisa dilakukan dengan integrasi tarif antar angkutan umum yang ada di Kota Medan, pembangunan sistem BRT sebagai sistem transportasi massal di Kota Medan, dan hingga akhirnya proses transisi dan peremajaan angkutan umum eksisting, dari angkot menjadi bus kecil maupun bus sedang baru. Proses pembenahan ini perlu diupayakan agar semakin banyak warga Kota Medan yang dapat terlayani dengan sistem transportasi umum berkualitas tinggi dan mendukung peralihan masyarakat agar menggunakan kembali angkutan umum.