March 20, 2012

Pasangan Kandidat Penuh Kejutan (20 Mar, 2012)

JAKARTA– Pendulum politik bergerak sangat cepat pada hari terakhir pendaftaran bakal calon gubernur DKI Jakarta, kemarin. 
Sampai pukul 24.00 WIB,enam pasang kandidat resmi mendaftarkan diri di Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jakarta untuk bisa bertarung dalam pilkada yang akan digelar 11 Juli mendatang. Selain tiga pasangan yang sudah jauh hari mendaftar, Alex Noerdin-Nono Sampono dan dua pasangan independen yaitu Faisal Basri-Biem Benjamin dan Hendardji Soepandji- Achmad Riza Patria; kemarin tiga pasangan baru resmi mendaftar. 
Mereka adalah Joko Widodo (Jokowi)-Basuki Tjahja Purnama (Ahok), Fauzi Bowo (Foke)-Nachrowi Ramli,dan Hidayat Nur Wahid- Didik Rachbini. Tampilnya formasi tiga pasangan pada detik-detik terakhir menunjukkan betapa cepatnya perubahan konstelasi politik pascakeputusan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengusung jagonya sendiri bersama Partai Gerindra.Foke yang sebelumnya akan digandengkan dengan kader PDIP, Adang Ruchiatna, akhirnya disandingkan dengan kader Partai Demokrat,Nachrowi Ramli. 
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang tidak mempunyai gandengan akhirnya memutuskan juga mengajukan kadernya sendiri. Menariknya, partai yang memiliki basis cukup kuat di Ibu Kota ini tidak mengusung kadernya yang sudah dideklarasikan sebelumnya, yakni Triwisaksana (Bang Sani), tetapi malah mantan Presiden PKS Hidayat Nur Wahid dan Didik J Rachbini. Pengamat politik Universitas Nasional (Unas) Alfan Alfian menilai eskalasi yang terjadi pada akhir pendaftaran menunjukkan dinamika politik di Jakarta begitu sengit. 
 

Manuver politik di menit-menit akhir waktu pendaftaran yang dilakukan partai politik (parpol) terjadi akibat adanya tarik-menarik negosiasi masing- masing parpol. Negosiasi ini untuk mengamankan kepentingan politik parpol di waktu ke depan. Sementara itu, pengamat Charta Politika YunartoWijaya menilai munculnya kandidat seperti Alex Noerdin, Foke, Jokowi, Hidayat Nur Wahid memperlihatkan parpol-parpol memanfaatkan ajang Pilkada DKI Jakarta sebagai ajang untuk mengukur kekuatan mesin politiknya menghadapi Pemilu 2014, mengingat Jakarta merupakan ibu kota negara dan miniatur Indonesia. ”Partai-partai ingin mengukur bagaimana mesin politik mereka berjalan.Itulah kemudian muncul nama-nama luar biasa itu,”katanya. Dia kemudian memprediksi, banyaknya pasangan calon gubernur dalam pilkada kali ini membuat kemenangan satu putaran menjadi mustahil. Hal ini mengingat UU untuk pilkada di Jakarta mengharuskan pemenang meraih suara 50% plus satu. Yunarto mengingatkan bahwa dua calon independen, Faisal Basri-Biem Benjamin dan Hendardji-Ahmad Riza Patria,juga memiliki kans untuk memenangkan pilkada DKI. Ini terutama dipicu kinerja partai politik yang mengecewakan masyarakat.”Mereka bisa menjadi antitesis dari partai politik,di mana ada kekecewaan yang besar terhadap partaipartai politik saat ini di kalangan masyarakat,”katanya. Sama-Sama Optimistis Pasangan kandidat yang mendaftar ke KPU pada hari terakhir pendaftaran kemarin adalah Jokowi-Ahok.Pasangan yang diusung PDIP, Gerindra, dan didukung Partai Bintang Reformasi (PBR) ini mendatangi kantor KPU sekitar pukul 17.10 WIB. Mereka ke kantor yang berada di Jalan Budi Kemuliaan,Jakarta Pusat dengan menumpangi Kopaja dan diiringi ratusan kader partai pengusung yang mengendarai mobil dan sepeda motor. Ketua Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto tampak ikut mengantar mereka. Kepada wartawan, Jokowi menuturkan keputusannya maju sebagai calon DKI 1, karena perintah partai. ”Ini adalah tugas negara yang diperintahkan oleh partai. Maka saya siap menjalaninya, ” kata Jokowi. Sedangkan soal program kerja, Jokowi belum menjelaskan programnya secara rinci. Hanya membuat perubahan di Jakarta. ”Ibu Kota butuh perubahan dan pemimpin yang berani lebih cepat melakukannya. Konkretnya, lain waktu kami jelaskan,”tandasnya. Ketua DPP PDIP Effendi Simbolon menyebutkan, pasangan kandidat ini merupakan calon paling pas bagi koalisi PDIP dan Gerindra. ”Kita harapkan proses ini berlangsung dengan sukses dan lancar,” kata Effendi. Adapun Foke-Nachrowi berangkat ke KPU sekitar pukul 21.30 dari Fauzi Center di Jalan Diponegoro No 61 A, Menteng, Jakarta Pusat setelah pasangan melakukan deklarasi.Foke menegaskan optimismenya kembali memenangkan pilkada karena dukungan delapan parpol dan masyarakat Jakarta. Kedelapan parpol pendukungnya adalah Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional (PAN),dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Kasih Demokrasi Indonesia (PKDI), Partai Matahari Bangsa (PMB) Hanura,Partai Damai Sejahtera (PDS),dan Partai Bulan Bintang (PBB). Selain parpol,beberapa ormas juga turut mendukung pencalonan Foke untuk kembali menjabat.Mereka adalah Forkabi, FBB,FBR,serta beberapa toko seni seperti Rhoma Irama dan H Mandra. Foke menuturkan, dirinya bersama Nachrowi merupakan putra daerah yang lahir di Jakarta dan sudah sangat kenal kota ini.”Kami kenal rakyat Jakarta, kami akan bangun Jakarta sesuai aspirasi,”tuturnya. Sementara itu, Nachrowi mengatakan bahwa kesempatan ini merupakan suatu pilihan yang tepat. ”Nantinya Bang Foke yang akan kerja,saya yang akan ngamanin,”tuturnya. Pasangan Hidayat – Didik paling akhir mendatangi KPU, yakni sekitar pukul 23.00 WIB. Kedatangan mereka dikawal langsung sejumlah pimpinan PKS,diantaranya Presiden DPP PKS Luthfi Hasan Ishaaq,mantan Presiden DPP PKS Tifatul Sembiring,Sekretaris Jenderal DPP PKS Anis Matta, Ketua Majelis Pertimbangan Wilayah (MPW) PKS DKI Jakarta Triwisaksana, dan sejumlah pimpinan DPD PKS Jakarta. Luthfi Hasan Ishaaq menjelaskan partainya memutuskan mengusung pasangan ini karena mereka yang lebih pantas untuk memimpin Jakarta. Seperti diketahui,sebelumnya Triwisaksana sempat dideklarasikan pendukungnya sebagai kandidat dari PKS. ”Keputusan tetap itu muncul saat detik-detik menjelang pendaftaran. Ini calon kami sebenarnya.Kemarin itu try out,” tandasnya.Triwisaksana sendiri tidak mempersoalkan dirinya tidak maju dalam pilkada. Dia bahkan mendapat tugas sebagai ketua tim pemenangan Hidayat-Didik. Mengenai tampilnya Didik yang merupakan kader PAN sebagai pendamping Hidayat. Ketua DPP PAN Bidang Politik, Bima Arya Sugiarto, menegaskan partainya tidak mempersoalkannya. ”Kami tidak akan menghalang-halangi Mas Didik,”ujar Bima Arya. ilham safutra/ ridwansyah/ant

Subscribe

Sign up for updates on our projects, events and publications.

SIGN UP
Send this to a friend