Share this
Keadaan salah satu sisi jalan di Jalan Fatmawati pasca penebangan pohon untuk proyek MRT koridor selatan-utara tahap I, Rabu (13/6/2012). Pemprov DKI Jakarta menebang dan memindahkan ribuan pohon sebagai akibat dari pembangunan fisik MRT tahap I yang menghubungkan Lebak Bulus-Bundaran HI.
JAKARTA, KOMPAS.com – Mass Rapid Transit yang memudahkan mobilitas penduduk Jakarta bukan lagi sekadar mimpi. Pembangunan MRT ini ditargetkan dimulai pada akhir 2012 setelah penandatanganan kontrak dengan kontraktor pekerjaan sipil bawah tanah untuk jalur bawah tanah MRT Tahap I dilakukan pada Oktober 2012.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Wishnu Subagio Yusuf mengatakan, saat ini pembangunan MRT koridor selatan-utara tahap I (Lebak Bulus-Bundaran HI) sudah memasuki tahap final tender kontraktor sipil. Langkah selanjutnya adalah penandatanganan kontrak dengan kontraktor dan dilanjutkan dengan pengerjaannya.
"Semua ini dilakukan untuk memenuhi target agar MRT dapat beroperasi di akhir 2016. Konstruksi sipil ini akan dibagi dalam beberapa paket pekerjaan," kata Wishnu dalam siaran pers, Senin (9/7/2012).
Ia mengatakan, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo telah menginstruksikan kepada PT MRT Jakarta untuk mempertahankan akhir 2016 sebagai target operasi MRT tahap I. Dengan demikian, PT MRT Jakarta telah membuat penjadwalan dengan sistem fast track untuk mencapai target yang diinstruksikan Gubernur.
Selain itu, persiapan tender untuk pengadaan kereta (rolling stock) juga sudah dimulai. Penandatanganan kontrak dengan penyedia kereta ditargetkan terpenuhi pada kuartal II 2013. Untuk proses prakualifikasi telah dimulai sejak April 2012 dan dilanjutkan dengan proses tender.
Beberapa pekerjaan fisik yang semakin intensif dilaksanakan sejak Pencanangan Pekerjaan Persiapan Pembangunan MRT Jakarta (P4MRTJ) pada 26 April 2012 antara lain pelebaran Jalan Fatmawati dan pemindahan utilitas dan pembangunan kantor proyek. Pelebaran Jalan Fatmawati ini sudah dilaksanakan secara bertahap sejak Mei lalu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo menjelaskan, pelebaran jalan tersebut dimulai dari simpang Jalan TB Simatupang hingga simpang Cipete sepanjang 1,7 kilometer. Pelebaran jalan ini dilakukan di kedua sisi Jalan Fatmawati dan masing-masing sisi dilebarkan antara 1,5-2,5 meter.
"Tujuan dari pelebaran ini adalah sebagai upaya minimalisasi dampak pembangunan MRT Jakarta sekaligus meningkatkan pelayanan lalu lintas di ruas jalan tersebut pada saat MRT Jakarta beroperasi nanti," kata Ery.
Terkait hal ini, Ery juga menjelaskan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan unit terkait, seperti Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI, Dinas Perhubungan, dan telah mendapat arahan dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI, untuk kelancaran proses pelebaran ini.
Seperti diketahui, MRT merupakan transportasi massal berbasis rel yang akan membentang sekitar 110,8 kilometer. MRT ini terdiri dari koridor selatan-utara (Lebak Bulus-Kampung Bandan) sepanjang 23,8 kilometer dan koridor timur-barat sepanjang 87 kilometer.
Pembangunan koridor selatan-utara dari Lebak Bulus hingga Kampung Bandan dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama menghubungkan Lebak Bulus-Bundaran HI sepanjang 15,7 km dengan 13 stasiun, yaitu tujuh stasiun layang dan enam stasiun bawah tanah. Proyek pertama ini ditargetkan mulai beroperasi pada akhir 2016. Adapun tahap kedua akan melanjutkan jalur selatan-ytara dari Bundaran HI ke Kampung Bandan sepanjang 8,1 kilometer yang ditargetkan beroperasi 2018.
Secara terpisah, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo menilai bahwa MRT merupakan transportasi berbasis rel yang paling memungkinkan dilakukan di Jakarta. Ia menilai proyek monorel yang sudah dimulai pada era gubernur sebelumnya sulit dilanjutkan karena masalah pendanaan. Sebagai gantinya, Fauzi menawarkan transportasi busway layang.
Source : http://megapolitan.kompas.com/read/2012/07/09/22541033/Target.Pembangunan.MRT.Dimulai.Akhir.2012