Share this
Berbagai upaya terus dilakukan Pemprov DKI Jakarta dalam mewujudkan sistem angkutan massal yang aman dan nyaman bagi warganya. Namun begitu, untuk mewujudkannya tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dibutuhkan integrasi jaringan, tidak hanya secara fisik namun juga secara manajerial.
Koordinator Forum Transportasi Perkotaan, yang juga pengamat transportasi dari Universitas Indonesia (UI), Alvinsyah mengungkapkan, saat ini keberadaan bus Transjakarta sudah cukup baik. Meski begitu, ia menilai, masih ada banyak hal yang perlu diperbaiki terkait pelayanan serta sarana dan prasaranannya. Menurutnya, transportasi massal yang ada saat ini masih berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya integrasi antar moda transportasi.
"Kalau kita lihat, kereta, angkutan umum, maupun bus Transjakarta, jalan sendiri-sendiri. Oleh karena itu, harus ada dan dibentuk network integration (integrasi jaringan), agar transportasi massal itu dapat dinikmati oleh masyarakat secara nyaman. Misalnya, setelah warga naik kereta bisa langsung melanjutkan perjalanan dengan bus Transjakarta," ujar Alvinsyah, Jumat (3/8).
Selain itu, lanjutnya, angkutan umum lain juga bisa diberdayakan dalam integrasi jaringan tersebut. Integrasi jaringan yang dibentuk tidak hanya sebatas secara fisik, namun juga secara manajerial. Ia pun menyadari untuk membentuk hal tersebut tidaklah mudah. Sebab, ada kekhawatiran pada perusahaan angkutan umum, bahwa hal tersebut dapat mengganggu kondisi manajemen dan keuangan mereka. Untuk mengatasinya, Alvin menilai, diperlukan adanya pembentukan kelembagaan yang terpisah tanpa mengganggu manajemen masing-masing perusahaan angkutan massal tersebut.
Kepala Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta, Muhammad Akbar menyetujui gagasan tersebut. Menurutnya, angkutan umum yang lain seperti Kopaja harus satu sistem seperti Transjakarta dengan tidak lagi memberlakukan sistem trayek dan memberlakukan sistem kontrak untuk armadanya. Ia pun menyadari, pelayanan Transjakarta masih terkendala banyak hal, seperti sterilisasi jalur bus Transjakarta, masalah SPBG dan BBG dan berbagai permasalahan lainnya.
Meski begitu, berbagai upaya untuk meningkatkan pelayanan terus dilakukan pihaknya, antara lain dengan layanan angkutan umum bagi masyarakat yang beraktifitas hingga pertengahan malam, menambah jam operasi dimalam hari dan berbagai hal lainnya.
Sementara itu, Kepala Hubungan Masyarakat PT KAI, Sugeng Priyono juga menyetujui gagasan perlunya integrasi jaringan. Menurutnya jaringan integrasi itu sudsh dibawa ke UKP4 beberapa waktu lalu. Hanya saja, sambungnya,perlu ada persetujuan dan keputusan juga dari pemerintah pusat. "Sebab, harus ada legal institusional. Harus ada ketuk palu dulu dari pemerinta pusat, dan ini yang menjadi kendala sampai sekarang. Pengelolaan angkutan umum massal di Jakarta tidak bisa bergerak sendiri," tandasnya.
Reporter : amin | Editor : erik
Source: http://m.beritajakarta.com/home/read/50834/detail