Share this
Seiring dengan berkembangnya konsep kota yang berkelanjutan, kota-kota besar dunia mulai berlomba untuk menjadikan kotanya lebih manusiawi. Beberapa kota dapat dengan mudah diidentifikasi sebagai kota yang manusiawi dengan melihat sarana-sarana umum yang disediakan. Beberapa sarana tersebut mendukung kegiatan manusia untuk berinteraksi seperti transportasi umum, taman, jalur sepeda, plaza dan tempat-tempat publik yang dapat dinikmati masyarakatnya.
Bagaimana nasib Jakarta? Jakarta belum dapat disebut kota yang manusiawi karena beberapa komponen kotanya lebih banyak diisi dengan mobil, motor yang mengeluarkan polusi hebat yang tidak memberikan ruang kepada masyarakatnya untuk berinteraksi. Minimnya ruang publik di Jakarta dan failitas pejalan kaki serta pesepeda menjadi hambatan yang signifikan bagi masyarakat untuk melakukan mobilitas. Di pagi hari di setiap sudut kota, jalan-jalan terlihat padat dengan kejenuhan yang sangat tinggi karena penggunaan kendaraan pribadi yang tidak dibatasi dan kadang justru mengambil alih jalan-jalan yang disediakan untuk pejalan kaki dan pesepeda.
Solusi?
Seiring dengan terjadinya transisi dalam era mobilitas, kota-kota besar di dunia mulai berpikir untuk menciptakan konsep-konsep baru yang menawarkan integrasi antara kota, manusia dan transportasi. Konsep-konsep pembangunan yang berorientasi transportasi dianggap sangat baik bagi vibrancy kota karena mampu meningkatkan aksesibilitas masyarakat dengan menciptakan area mix use yang menggabungkan fungsi-fungsi perumahan, komersial kedalam satu area dan memadukkannya dengan titik-titik transit untuk meningkatkan aksesibilitas masyarakat.
Greenways merupakan salah satu terobosan baru yang mengusung konsep Transit Oriented Development. Greenways adalah konsep dalam menciptakan koridor yang aman untuk berjalan kaki dan bersepeda dengan fungsi yang diharapkan tidak hanya rekreatif tetapi juga untuk bertransportasi. Tujuan dari Greenways adalah untuk meningkatkan infrastruktur ruang publik yang diharapkan meningkatkan kehidupan perkotaan.
Greenways sukses dilaksanakan di Kota Guangzhou, Cina. Dengan dukungan penuh dari Pemerintah Provinsi Guangdong, Pemerintah Kota Guangzhou berhasil menciptakan jaringan greenways sepanjang 2100 km pada tahun 2012. Di Guangzhou, greenways menghubungkan area-area permukiman dan komersial yang padat (urban village) menuju ke titik transit seperti Bus Rapid Transit atau Metro.
Kanal Lizhiwan. Dahulu adalah kompleks komersial dengan deretan toko yang kemudian direstorasi dengan membuka kanal yang sebelumnya tertutup oleh jalan. Toko-toko tetap dipertahankan dengan suasana publik yang lebih menarik. | Volume pesepeda meningkat hinga 52 % di sore hari dan 28 % di pagi hari setelah dibangunnya greenways. Greenways di Guangzhou menghubungkan area-area padat kepada titik-titik transit seperti Guangzhou Bus Rapid Transit. |
ITDP yang juga membantu Pemerintah Guangzhou dalam mengkonsepkan jaringan greenways kali ini juga memberikan rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk dapat mengimplementasi konsep greenways. Jakarta dianggap memiliki peluang besar untuk mengimplementasikan greenways, dengan harapan:
- meningkatkan kualitas hidup warga Jakarta,
- mengembangkan perekonomian lokal warga sekitar Greenways
- meningkatkan aksesibilitas terhadap angkutan umum (Transjakarta dll)
- menyediakan fasilitas bagi pejalan kaki dan pesepeda
Greenways di Jakarta akan berfokus pada pemberian aksesibilitas terutama bagi masyarakat yang tinggal di kampung-kampung Jakarta menuju ke titik transit seperti stasiun Transjakarta atau stasiun kereta. Untuk mengetahui lebih lanjut konsep Greenways ITDP silahkan klik disini.