Share this
Ahok.Org – Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengapresiasi adanya usaha Go-Jek, yakni sebuah aplikasi untuk membantu masyarakat mendapatkan transportasi cepat dan murah berupa ojek. Basuki ingin, ojek-ojek yang berada dalam himpunan seperti Go-Jek ini bisa terintegrasi dengan Transjakarta dan membantu masyarakat yang membutuhkan kecepatan dan ketepatan waktu. Apalagi untuk kota seperti Jakarta, keberadaan ojek sangat membantu.
“Di Jakarta, ini (Go-Jek) sangat membantu. Makanya kami mesti kombinasi, supaya yang dari rumah sampai Transjakarta, lalu Transjakarta sampai kantor atau tempat tujuan bisa terhubung. Di Jakarta ada jalur-jalur yang tidak terhubung,” ujar Basuki di Balai Kota usai bertemu dengan pihak Go-Jek, Selasa (17/2).
Meskipun saat ini formulanya baru akan dirancang seperti apa yang tepat, tetapi Basuki melihat pihak Go-Jek dan Transjakarta bisa melakukan pola kerja sama dengan nota kesepahaman atau semacamnya. Apalagi nanti untuk naik Transjakarta pun bisa memanfaatkan aplikasi serupa melalui smartphone hingga sistem tarif yang bisa dibayar secara bulanan.
“Saya pikir ini suatu cara yang baik, mereka bisa menaikkan penghasilan tukang ojek. Saya kira ini cara membantu tukang ojek punya penghasilan lebih baik. Dia bukan hanya fungsi angkut penumpang tetapi juga jadi kurir, juga untuk shopping, untuk beli barang,” terang Basuki.
Basuki menerangkan, dengan aplikasi tersebut, maka bisa memudahkan masyarakat untuk memanggil jasa ojek hingga mengirim paket hantaran. Terlebih, mereka juga ikut membayar pajak sesuai perusahaan berupa pajak penghasilan.
“Makanya mau kami hubungkan dengan Transjakarta, termasuk bus tingkat. Jadi, ketika orang turun dari bus bisa lihat busnya sampai mana, tukang ojeknya sampai mana, sehingga nanti orang Jakarta mungkin bisa tahu kalau mau ke mana-mana yang cepat lewat mana, habis dari naik bus, ojek, atau apa,” terangnya.
Sementara itu, CEO Go-Jek Nadiem Makarim mengatakan, masyarakat bisa mengunduh aplikasi Go-Jek ini melalui android, Playstore hingga Apple Store. Ia menyampaikan, aplikasi tersebut merupakan suatu inisiatif melalui teknologi untuk bisa menyejahterakan para tukang ojek dengan terpercaya dan mau bekerja lebih keras.
“Jadi, bukan hanya untuk jemput orang, tetapi untuk antar barang dan lain-lain. Jadi, mereka itu jauh lebih sejahtera,” ujarnya.
Saat ini, katanya, peminat dari Go-Jek cukup besar dan mencapai 50.000 unduhan. Jumlah tersebut terbilang besar karena marketing aplikasi tersebut baru berjalan selama satu bulan. Ojek-ojek yang tergabung sendiri sudah mencapai hampir 2.000 di seluruh Jabodetabek.
“Mereka (tukang ojek) mitra. Kami perusahaan berjiwa sosial, jadi kami hanya membantu mereka mendapatkan pelanggan berdasarkan lokasi,” katanya.
Selain itu, bagi para tukang ojek yang tergabung juga bisa mengambil order dengan waktu dan tempat yang lebih fleksibel. Pembayarannya pun dilakukan secara non-tunai, yakni dengan menggunakan Go-Jek kredit.
“Para tukang ojeknya tidak digaji, tetapi mereka yang ambil hasil dari pelanggan. Kami hanya ambil transaction fee yang kecil. Ini benar-benar bisnis sosial,” terangnya.
Tarif Go-Jek sendiri sudah ditentukan, yakni Rp 4.000 per kilometer dengan jumlah minimal pembayaran adalah sebesar Rp 25.000. Para tukang ojek yang tergabung di Go-Jek itu sendiri merupakan ojek yang biasa mangkal di jalan dan bukan rekruitmen dari perusahaan baru khusus Go-Jek yang berkompetisi dengan mereka.
“Kami bukan berkompetisi, objektif kami membantu yang terpercaya, mengikuti SOP yang lebih baik sehingga dia bisa meningkatkan sendiri penghasilannya,” pungkasnya. [Suara Pembaruan/Beritasatu.com]