April 24, 2015

Benahi Manajemen Lalu Lintas

JAKARTA, KOMPAS — Penutupan jalan di pusat kota Jakarta terkait penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika, Rabu (22/4), memicu kemacetan luar biasa. Warga amat dirugikan, terlebih operasi angkutan publik pun dibatasi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta didesak memiliki manajemen lalu lintas dan kegiatan berskala besar yang lebih baik. 

Saat ruas Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman ditutup polisi, arus lalu lintas di jalur-jalur yang terhubung padat dan macet, terutama pukul 07.00-08.00. Budi (43), tukang ojek di Stasiun Tanah Abang, mengatakan, arus kendaraan di Jalan Jatibaru, Jalan Abdul Muis, dan Jalan Veteran terhenti. Sebagian pengguna sepeda motor memilih masuk ke gang-gang kecil menuju tempat tujuan.

Pengguna angkutan kota juga terjebak macet. Mereka terpaksa jalan kaki dari beberapa stasiun, seperti Stasiun Sudirman, Gondangdia, dan Tanah Abang, menuju kantor di Kawasan Monas serta Thamrin-Sudirman. Sementara penumpang transjakarta, khususnya di Koridor I, kebingungan karena bus tak bisa melintas di jalur semestinya.

Direktur Institute for Transportation and Development Policy Indonesia Yoga Adiwinarto berpendapat, kota sebesar Jakarta idealnya memiliki manajemen lalu lintas dan penyelenggaraan kegiatan berskala besar yang lebih baik. Penutupan jalan utama selama beberapa jam pada jam sibuk sangat rentan memicu kemacetan.

"Angkutan umum seharusnya tidak boleh dihentikan apa pun alasannya. Jika keamanan jadi alasan, ya, seharusnya setiap bus dan halte dijaga petugas keamanan, bukan mengorbankan pengguna angkutan umum. Polisi bisa mempertimbangkan penutupan jalan hanya untuk kepala negara selama melintas atau setidaknya jalur lambat tetap bisa dilewati kendaraan umum," kata Yoga.

Menurut Yoga, pemerintah dan kepolisian perlu menghitung dampak yang ditimbulkan akibat penutupan jalan. Selain lalu lintas, denyut ekonomi juga harus dipertimbangkan. Terlebih, denyut Jakarta sangat ditentukan aktivitas industri swasta dan jasa. "Intinya, kepentingan warga jangan dikorbankan karena gelaran seperti konferensi," ujarnya.

Patut diingat, pada 2018 nanti Jakarta akan menjadi tuan rumah Asian Games. Jakarta juga bermimpi kotanya menjadi tujuan meeting, incentive, convention and exhibition. Tanpa pengaturan lalu lintas dan fasilitas angkutan publik yang memadai, kepentingan umum bisa kembali dikorbankan.

Pekerjaan rumah

Arianti (34) dan Anggara (35), karyawan swasta yang berkantor di sekitar Jalan Sudirman, mengeluhkan penutupan jalan. "Ini pekerjaan rumah bagi pemerintah agar ke depan bisa mengatur dan menyediakan transportasi untuk warga yang bekerja di sepanjang jalan yang ditutup, seperti penyediaan shuttle bus khusus pada hari penutupan jalan," kata Arianti.

Anggara menambahkan, pemerintah juga bisa memperbanyak park and ride yang dekat dengan stasiun supaya lebih banyak warga yang bisa naik kereta. "Sejauh ini hanya kereta yang bisa diandalkan jika jalan raya ditutup," katanya.

Operasional bus transjakarta yang menjadi andalan warga juga terimbas penutupan jalan. Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Antonius NS Kosasih mengatakan, layanan bus transjakarta pada 22 April dan 23 April di Koridor I (Blok M-Kota), II (Pulogadung-Harmoni), dan IX (Pinang Ranti-Pluit) mengalami pengalihan rute.

"Perubahan rute berlaku pukul 06.00-09.00, 16.00-18.00, dan 19.00-22.00. Layanan akan melambat signifikan pada waktu penutupan jalan. Layanan penjualan di halte akan mengalami buka tutup untuk mengurangi risiko penumpang tertahan di dalam bus karena imbas buka tutup jalur di tengah perjalanan," ujarnya.

Adapun jumlah penumpang KRL, menurut Manajer Komunikasi PT KAI Commuter Jabodetabek Eva Chairunisa, pada awal pekan ini tidak jauh berbeda dengan awal pekan lalu. Jumlahnya 750.000-790.000 orang.

Minta maaf

Penutupan sejumlah ruas jalan di Ibu Kota masih akan berlanjut pada Kamis (23/4) ini. "Kami meminta maaf karena aktivitas warga terganggu," kata Plt Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Budi Widjanarko, kemarin.

Menurut Budi, KAA adalah kegiatan besar yang melibatkan tamu penting, seperti kepala negara dan kepala pemerintahan. Kegiatan seperti ini tidak digelar setiap saat sehingga ia berharap warga memaklumi. (RAY/MKN/JAL/FRO/PIN/MDN/ART/B06/B07)

Subscribe

Sign up for updates on our projects, events and publications.

SIGN UP
Send this to a friend