Share this
(September 26, 2017) ITDP Indonesia menggelar sebuah acara yang bertajuk “NMT and Street Design Capacity Building Workshop” pada tanggal 25-26 September 2017 di Hotel Ambhara Jakarta. Acara ini merupakan bagian dari lanjutan bantuan ITDP Indonesia kepada Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta dalam memahami dan membantu pengimplementasian konsep “Complete Street” di DKI Jakarta. Berbagai badan pemerintah, seperti Suku Dinas serta Dinas Bina Marga Provinsi DKI Jakarta, Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta, Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta dan Dinas Kehutanan Provinsi DKI Jakarta mengikuti lokakarya ini. Sedangkan dari pihak swasta yakni beberapa firma konsultansi seperti Jakarta Konsultindo dan BuroHappold Engineering juga turut ikut serta dalam acara ini.
Lokakarya selama dua hari diramaikan dengan berbagai acara seperti, presentasi, diskusi, walking audit serta design charrette. ITDP Indonesia mengundang Mr. Michael King, seorang ahli desain dan trasnsportasi urban dari BuroHappold Engineering USA sebagai narasumber dalam lokakarya ini. Pada hari pertama, Mr. Michael King memberikan sebuah presentasi yang berjudul “Moving The Curb – How Street Design Can Get You the City You Want”. Dalam presentasi ini, ia menantang para peserta lokakarya untuk mengubah persepsi mereka mengenai bagaimana bentuk jalan raya yang dirancang di Jakarta dan untuk siapa jalanan tersebut dirancang. Mr. Michael King menekankan bahwa, pemerintah kota bisa mengubah kota mereka menjadi lebih baik dengan cara merancang dan membangun jalanan serta trotoar yang berorientasi pada penduduknya, yaitu manusia, bukan lagi-lagi berorientasi pada kendaraan bermotor. Beliau juga memimpin sesi ‘walking audit’ yang diadakan di sekitar area Taman Ayodya Blok M, Jakarta. Dalam sesi ini, peserta lokakarya telah dibagi ke dalam beberapa kelompok dan diminta untuk memetakan berbagai masalah yang berhubungan dengan jalanan di daerah sekitar Taman Ayodya tersebut. Di penghujung hari, para peserta juga diminta untuk melakukan desain ulang dalam sesi‘design charette’ guna mencari solusi yang tepat atas masalah yang telah mereka temukan sebelumnya. Setiap kelompok diminta pula untuk mendiskusikan bahkan mempresentasikan ide serta desain mereka sebagai alat untuk memecahkan masalah yang telah diidentifikasi.
Pada awal hari kedua, ITDP Indonesia memberikan presentasi singkat mengenai pembelajaran yang didapat dari proses pendampingan ITDP Indonesia kepada Dinas Bina Marga dalam pembangunan trotoar di kawasan Jatinegara. Setelah itu, para peserta secara aktif berpartisipasi dalam ‘tactical urbanism’ yang bermaksud untuk menguji gagasan dan ide mereka sebelumnya dengan menggunakan traffic cones di simpang Barito atau simpang Taman Ayodya. Dengan keterlibatan peserta dalam sesi ini, para peserta dapat melihat dan mengamati perubahan perilaku masyarakat dan kendaraan bermotor atas desain baru yang telah mereka rencanakan dan presentasikan kemarin.
Melanjutkan kegiatan di hari kedua, ITDP Indonesia memberikan presentasi mengenai konsep TOD dan berbagai prinsip intinya, dilanjutkan dengan presentasi dari QLUE yang memberikan laporan serta data yang mereka dapatkan selama Bulan Tertib Trotoar dan kampanye #PedestrianFirst. Data dari QLUE dinilai sangat berguna dalam implementasi rencana NMT serta dalam merancang jalan yang berkonsep ‘complete street’ di Jakarta. Selain itu, John Gregson, selaku konsultan dari firma konsultansi teknik BuroHappold Engineering, memberikan presentasi mengenai pelaksanaan proyek TOD di London dan Kuala Lumpur, ia menjelaskan pengembangan transit perkotaan yang berkelanjutan dan bagaimana hal itu dapat dicapai dengan sukses di berbagai belahan dunia.
Dengan diadakannya lokakarya ini yang membahas isu yang penting bagi para pejalan kaki di DKI Jakarta, yakni mengenai desain trotoar dan jalan raya yang mereka lewati setiap harinya serta konsep ‘complete street’ sebagai salah satu solusi masalah tersebut, ITDP Indonesia berharap acara ini akan membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menjadikan Kota Jakarta menjadi kota yang lebih ramah bagi warganya, terutama kepada para pejalan kaki. Dengan menjadikan isu ini sebagai prioritas, ITDP Indonesia berharap pembangunan berkelanjutan yang terjadi di Kota Jakarta kembali menempatkan warganya terlebih dahulu, bukan kendaraan bermotor. (Teks: Karina Saraswati/ Foto: Reynandra Jakshia)