January 23, 2018

Penerapan Konsep Shared Street di Dunia

Istilah ‘shared street’ bukanlah sebuah kata yang sering didengar oleh orang awam. Istilah ini memiliki akar dari Bahasa Belanda. Istilah shared street berasal dari kata ‘woonerf’ yang memiliki arti harfiah ‘living street’. Shared street merupakan konsep penataan kawasan yang pertama kali diimplementasikan di Belanda.

Ide dasar dari konsep ini ialah, penggunaan ruas jalan oleh berbagai pihak dan moda transportasi namun tetap memberikan prioritas kepada pejalan kaki dan pengguna sepeda. Biasanya, shared street diterapkan pada jalan yang cukup sempit yang tidak memungkinkan adanya trotoar, memiliki jumlah pejalan kaki yang cukup tinggi, dan volume kendaraan bermotor yang rendah. Namun, tidak menutup kemungkinan shared street diterapkan pada ruas jalan komersial yang memiliki jalan yang cukup lebar, jumlah pejalan kaki yang tinggi, dan ramai akan aktivitas bagi pejalan kaki seperti outdoor cafe, bangku, art space, dan lain-lain. Pemberian prioritas bagi pejalan kaki dan pesepeda pada kawasan-kawasan ini dibutuhkan untuk menjaga keselamatan mereka.

Konsep shared street sebenarnya dianggap sebagai sebuah konsep yang radikal dan banyak dikritik. Dengan mengeliminasi rambu lalu lintas, menyamaratakan tinggi perkerasan dengan jalanan, serta menghilangkan penanda lajur jalanan; banyak orang  bertanya, bagaimana jika pengemudi kendaraan bermotor masih merasa memiliki jalanan dan enggan untuk menyesuaikan cara mereka berkendara? Atau apakah konsep ini hanya bisa berjalan di kota-kota kecil, tetapi tidak di kota besar?

Pada kenyataannya, konsep ini telah banyak diimplementasikan di berbagai kota di dunia, baik di kawasan kota kecil maupun di kawasan pusat kota di kota-kota besar. Pemberian prioritas bagi pejalan kaki dianggap vital bagi kota-kota di dunia. Walau berjalan kaki dan penggunaan sepeda dinilai sangat efisien dalam pergerakan atau perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya, namun dua moda ini dianggap paling rentan dalam isu keselamatan. Hal ini yang membuat pejalan kaki dan pesepeda berada pada prioritas tertinggi di jalan dalam konsep shared street.

 

 

Penerapan Konsep Shared Street di Indonesia

Sebenarnya Indonesia sudah banyak memiliki jalan yang memiliki konsep shared street, walaupun bentuknya berbeda  dengan kawasan shared street yang ada di Eropa. Penerapan konsep shared street di Indonesia seringkali muncul dengan unsur ketidaksengajaan dan biasanya diaplikasikan pada jalan lingkungan yang didominasi permukiman penduduk ataupun pertokoan.

Jalan lingkungan ialah jalan yang berada di lingkungan perumahan, atau jalan service untuk sebuah lingkungan perumahan. Biasanya dalam jalan lingkungan tidak memungkinkan untuk pembangunan trotoar.

  
Pemberian rambu agar pengendara kendaraan bermotor berhati-hati karena banyak anak-anak yang bermain dan berlalu-lalang. (RW 01, Suter Jaya, Jakarta)

Dalam membangun kawasan shared street di Indonesia, seringkali dibutuhkan modifikasi dari konsep awal, misalnya dengan rambu penanda kecepatan kendaraan maksimal, marka jalan atau warna perkerasan yang jelas sebagai penanda pemisahan antara ruang gerak kendaraan dan pejalan kaki, serta beberapa komponen traffic calming untuk memperlambat kecepatan kendaraan yang melewati daerah tersebut. Pemberian rambu lalu lintas, marka yang jelas, dan fasilitas traffic calming seperti polisi tidur merupakan beberapa contoh penanda bagi kendaraan yang melewatinya. Ketika kendaraan telah berhati-hati, maka pejalan kaki dan pesepeda akan merasa aman dan nyaman ketika melewati kawasan tersebut.

                      

Ilustrasi desain jalan lingkungan di Medan menjadi shared street dilakukan dengan memberikan marka dan warna berbeda pada perkerasan agar kendaraan bermotor lebih berhati-hati ketika melintas melewati marka. (Jalan Pisang, Medan)
Ilustrasi desain jalan lingkungan di Medan menjadi shared street dilakukan dengan memberikan memberikan perkerasan yang ramah bagi pejalan kaki, yang dapat menciptakan traffic calming pada kendaraan bermotor (sepeda motor) yang melintas di atasnya. (Permukiman di dekat Sei Deli, Medan)

Konsep shared street dapat diaplikasikan dengan berbagai desain yang disesuaikan dengan kondisi eksisting, seperti volume pejalan kaki dan pesepeda, volume kendaraan yang melintas, lebar jalan, tata guna lahan, dan sebagainya. Walaupun memiliki desain yang berbeda dan diterapkan pada kondisi yang berbeda, shared street harus menunjukkan prioritasnya kepada pejalan kaki dan pesepeda.

 

Subscribe

Sign up for updates on our projects, events and publications.

SIGN UP
Send this to a friend