Dalam seri terbaru dari Urban Transport Discussion yang ketujuh, ITDP Indonesia mengangkat tema, “Mimpi Integrasi Angkutan Umum di Jakarta”. Dalam diskusi ini, ITDP mengundang Andri Yansyah, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta; dan Damantoro, Pakar Transportasi dan Anggota DTKJ, sebagai narasumber. Diskusi ini juga dimoderatori oleh Yoga Adiwinarto, ITDP Indonesia Country Director.

Urban Transortation Discussion #7 membahas survei yang telah ITDP Indonesia lakukan pada Bulan Januari 2018 mengenai profil dan performa angkutan umum di Jakarta. Survei ini dilakukan sebagai salah satu dasar yang dapat digunakan dalam menentukan kebijakan revitalisasi angkutan umum di Jakarta.  Survei ini menunjukkan terjadinya penurunan penggunaan angkutan umum reguler seperti KWK, Mikrolet, Metromini, dan Kopaja oleh masyarakat sebesar 30% sejak tahun 2011. Penurunan ini terjadi akibat adanya perpindahan ke kendaraan pribadi dan ojek daring. Sementara pada waktu survei yang bersamaan, hasil juga menunjukkan bahwa terdapat peningkatan sebesar 26% atas penggunaan TransJakarta.

Revitalisasi yang perlu dilakukan oleh pemerintah tidak hanya mencakup peremajaan unit angkutan umum, tetapi proses mengintegrasikan angkutan umum di Jakarta. Menurut ITDP Indonesia, program integrasi yang dimaksud tidak terbatas pada integrasi sistem pembayaran saja. Akan tetapi, integrasi fisik dan operasional juga penting untuk dilakukan. Dari data yang didapat, ITDP Indonesia juga merekomendasikan 80 rute angkutan umum reguler sebagai prioritas untuk diintegrasikan dengan layanan Transjakarta. Dari data rekomendasi integrasi 80 rute angkutan umum reguler, ITDP Indonesia juga menghitung bahwa dengan penyesuaian jumlah penumpang dan lebar jalan yang dilalui, maka armada angkutan umum yang dibutuhkan dalam proses ini adalah 388 bus single, 1000 bus sedang, dan 637 bus kecil atau angkot. Menurut ITDP Indonesia, program integrasi yang dimaksud tidak terbatas pada integrasi sistem pembayaran saja. Akan tetapi, integrasi fisik dan operasional juga penting untuk dilakukan guna meningkatkan kualitas angkutan umum yang sesuai dengan layanan standar operasional sehingga aman dan nyaman untuk layanan pengguna angkutan umum.

Andri Yansyah, turut mengamini hal diatas. “Keseriusan pemerintah untuk melayani masyarakat dengan melakukan integrasi ditunjukkan dengan adanya program OK OTRIP. Tiga macam integrasi yang akan dilakukan melalui OK OTRIP ini adalah termasuk integrasi layanan atau rute, integrasi manajemen, dan yang ketiga adalah integrasi pembayaran,”ungkap Andri Yansyah. Ia juga menyatakan bahwasanya integrasi angkutan umum yang telah berjalan merupakan sebuah cara bagi Provinsi DKI Jakarta untuk menjamin kemudahan bagi masyarakat serta keberlangsungan operator angkutan umum.

Damantoro mengungkapkan ada dua hal yang harus diperhatikan oleh pemerintah dalam bidang transportasi, “Dua hal bagi saya yang seharusnya menjadi prioritas untuk dilakukan adalah restrukturisasi angkutan kecil atau reformasi angkot dan kesadaran atas potensi pendapatan angkutan.” Ia menekankan restrukturisasi harus menjadi prioritas pertama pemerintah dalam meningkatkan layanan. Hal ini bisa dilakukan dengan terus melanjutkan proses integrasi yang sudah berjalan.

Sebagai penutup diskusi, ITDP Indonesia menyampaikan bahwa integrasi adalah kunci kesuksesan peningkatan penggunaan angkutan umum sebagai moda transportasi perkotaan. Peran aktif pemerintah memiliki pengaruh besar dalam mewujudkan integrasi angkutan umum. Pemerintah juga diharapkan terus melibatkan pengusaha angkutan umum melalui pengetahuan tentang data potensi penumpang serta pendapatan yang lebih baik dalam memancing keikutsertaan pengusaha angkutan umum dalam proses integrasi 

Unduh Press Release Urban Transport Discussion 7 “Mimpi Integrasi Angkutan Umum di Jakarta” disini

Unduh Paparan Dinas Perhubungan DKI Jakarta UTD #7 disini

Unduh Paparan ITDP Indonesia UTD #7 disini

Unduh Flyer Urban Transport Discussion 7 disini