May 11, 2018

Kampanye “Merdeka Berjalan Kaki” #PedestrianFirst

“Kota yang manusiawi akan selalu memprioritaskan pejalan kaki dalam perencanaan pembangunan, dengan menyediakan ruang untuk berjalan kaki di seluruh ruas jalannya.”

Pada bulan Agustus 2017, bersamaan dengan rencana Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menetapkan Bulan Tertib Trotoar, ITDP Indonesia bekerjasama dengan Qlue Smart City, Jakarta Smart City, Dinas Bina Marga DKI Jakarta, FNF Indonesia, Jakarta Good Guide dan iWasHere menyelenggarakan serangkaian kegiatan bertema pejalan kaki dan kampanye berjalan kaki lewat #PedestrianFirst. Salah satunya kegiatan yang dirilis adalah kampanye “Merdeka Berjalan Kaki” #PedestrianFirst bersama Qlue Smart City yang melibatkan partisipasi seluruh warga Jakarta. #PedestrianFirst adalah tagar di social media yang digunakan ITDP Indonesia untuk setiap kegiatan yang berkaitan dengan berjalan kaki. #PedestrianFirst merupakan sebuah sikap dan tuntutan untuk sebuah kota agar memprioritaskan pedestrian (pejalan kaki) dalam setiap ruas jalan.

Hasil studi dari Universitas Stanford  menyebutkan bahwa masyarakat Indonesia sebagai masyarakat yang paling malas berjalan kaki, studi ini mencatat bahwa orang Indonesia hanya mengambil 3.513 langkah per harinya, hal ini tentunya jauh dibawah Hong Kong dengan rata rata 6.880 langkah per hari, disusul oleh China (6.180 langkah per hari) dan Ukraina (6.107 langkah per hari).  Menurut Country Director ITDP Indonesia, Yoga Adiwinarto,  “Fasilitas pejalan kaki yang ada sangat sulit diakses karena rusak dan bahkan tidak ada, dan kalaupun tidak rusak, peruntukannya direbut oleh pengguna kendaraan pribadi untuk parkir dan melintas. Hal ini tentu membuat malas warga untuk berjalan kaki. Padahal, kurangnya keinginan dan kesadaran warga untuk berjalan kaki punya dampak besar, dari mulai peningkatan polusi hingga masalah kesehatan seperti obesitas.” Yoga menganggap hasil studi tersbut tidaklah mengejutkan namun di sisi lain juga memprihatinkan.

Dinas Bina Marga yang saat ini sedang membenahi trotoar di beberapa area di Jakarta, berharap kampanye “Merdeka Berjalan Kaki” #PedestrianFirst ini dapat menarik warga Jakarta untuk mulai berjalan kaki dan menghidupkan trotoar. Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Yusmada Faizal berharap Jakarta akan mulai berubah menjadi kota yang lebih humanis dan mengedepankan para pejalan kaki. mengatakan “Walkable city. Perjalanan warga Jakarta sedapat mungkin bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Dengan adanya MRT dan LRT, nantinya warga Jakarta yang berada di halte atau stasiun ketika harus meneruskan perjalanan, suka tidak suka harus berjalan kaki. Dalam kerangka itulah, Dinas Bina Marga menyiapkan pra-sarana fasilitas pejalan kaki yang layak, nyaman dan aman bagi warga Jakarta.”

Dalam pembenahannya, selain tempat-tempat keramaian beraktivitas seperti pasar, Dinas Bina Marga Provinsi DKI DKI Jakarta akan memprioritaskan titik-titik kawasan di sekitar angkutan massal seperti stasiun dan terminal. Ia juga menekankan trotoar yang bisa digunakan oleh semua kalangan masyarakat, “Trotoar yang nyaman dan lebar nantinya juga akan mengakomodir saudara-saudara kita penyandang disabilitas.” Ungkap Yusmada.

ITDP Indonesia bekerja sama dengan QLUE dalam mendukung program pembenahan trotoar di DKI Jakarta. Qlue Smart City sebagai aplikasi resmi pelaporan kota, dimana warga dapat menyalurkan keluhan & aspirasi langsung kepada pemerintah daerah setempat menjadi platform yang tepat bagi warga Jakarta untuk menyampaikan keluhan, laporan serta aspirasi langsung kepada pemerintah kota. Mulai 3 Agustus 2017, warga Jakarta dapat melaporkan pelanggaran & kerusakan fasilitas pejalan kaki di lingkungan masing-masing melalui Qlue dengan menggunakan hashtag #PedestrianFirst. Jenis laporan yang dapat dilaporkan via Qlue diantaranya:

  • Kondisi trotoar (rusak atau tidak ada)
  • Parkir liar di trotoar
  • PKL non-binaan di trotoar
  • Sampah di trotoar dan di gang
  • Kondisi gang (rusak atau tidak ada)
  • Ojek online melintasi trotoar

Sebelumnya, fasilitas pejalan kaki tidak memiliki jenis laporan khusus dalam aplikasi QLUE. Laporan mengenai keamanan, kebersihan dan kelayakan trotoar masuk dalam jenis laporan Jalan Rusak, Parkir Liar, Kaki Lima Liar dan Sampah. Tetapi dengan munculnya tagar #PedestrianFirst, laporan mengenai pejalan kaki terpilah secara lebih spesifik ke dalam data Qlue, yang nantinya akan dipakai sebagai rujukan bagi pemerintah kota Jakarta. “Dalam bulan Agustus ini, Qlue mengajak seluruh elemen masyarakat untuk membenahi fasilitas pejalan kaki, untuk mewujudkan masyarakat kota yang lebih smart, produktif, dan sehat,” ujar Sarah Ramadhania, Marketing Strategist Qlue Indonesia.

Dalam era big data, data yang berhasil dikumpulkan akan menguntungkan bagi pemerintah, terutama dalam perencanaan kebijakan yang berbasiskan data. Data ini kami harapkan akan dapat membantu Dinas Bina Marga dan instansi terkait dalam merencanakan perbaikan fasilitas pejalan kaki di kota Jakarta,” tambah Yoga.

Selain melalui Qlue, warga Jakarta juga dapat meramaikan social media melalui cerita tentang pedestrian dan berjalan kaki dalam bentuk: foto atau video. Cukup dengan menambahkan #PedestrianFirst dalam postingan di social media. Beragam event lainnya seperti talkshow dan diskusi serta #PedestrianFirst walking tour juga akan diselenggarakan di bulan ini, yang akan diumumkan melalui akun social media ITDP Indonesia (@itdpindonesia), Qlue Smart City (@Qluesmartcity), Jakarta Smart City (@JSCLounge), Dinas Bina Marga (@BinaMargaDKI), FNF Indonesia (@fnf.indonesia), Jakarta Good Guide (@jktgoodguide) dan iWasHere (@iwashere_id).

Diharapkan dengan adanya inisiatif kampanye #PedestrianFirst ini dapat meningkatkan perhatian warga kota Jakarta untuk bersama-sama menjadikan Jakarta kota yang berpihak pada manusianya, dengan memprioritaskan pejalan kaki di seluruh ruas jalan.

 

Subscribe

Sign up for updates on our projects, events and publications.

SIGN UP
Send this to a friend