January 21, 2022
Inclusive Walking Tour 2021
Menjelang perayaan Hari Disabilitas Internasional 2021 atau International Day for People with Disabilities (IDPWD), ITDP Indonesia kembali berkolaborasi bersama Gerakan Aksesibilitas Umum Nasional (GAUN) menyelenggarakan Inclusive Walking Tour (IWT). Menggandeng Jakarta Good Guide (JGG), Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ) serta Kafe Difabis, Inclusive Walking Tour (IWT) diselenggarakan di setiap hari Sabtu sepanjang bulan November sebagai bagian dari rangkaian menuju IDPWD. Pendaftaran dibuka untuk publik baik bagi peserta non-disabilitas dan disabilitas selama 4 kali penyelenggaraan. Tur jalan kaki ini juga menyediakan Juru Bahasa Isyarat (JBI).
Di setiap tur, peserta diajak untuk menelusuri rute melewati trotoar dan juga menggunakan transportasi publik. Di setiap sesi awal, GAUN juga memberikan materi etika ketika bertemu dengan teman-teman disabilitas di area publik. “Pertama, consent, apakah teman disabilitas bersedia untuk dibantu? Apabila bersedia, tanyakan kebutuhannya,” tutur Bapak David Tjahjana dari GAUN. Teman-teman disabilitas juga ikut memberikan tanggapan dan komentar tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh non-disabilitas ketika hendak membantu mereka.
“Integrasi itu sebenarnya kan fisiknya diintegrasikan, bukan orangnya. Jadi kan seharusnya moda transportasinya yang didekatkan, disabilitasnya tinggal naik-turun saja, atau setidaknya jaraknya dekat. Kalau lebih dari 500 meter itu namanya bukan integrasi.” ungkap Pak Bagus, seorang Disabilitas Netra
“Jangan pegang roda kursi roda saya, karena akan membuat saya kehilangan keseimbangan,” ungkap Ibu Sofia, salah satu peserta kursi roda.
Sepanjang perjalanan, peserta non-disabilitas mendampingi peserta disabilitas dalam menghadapi setiap hambatan yang ditemui, mulai dari mendorong kursi roda di material trotoar yang tidak rata, mengangkat kursi roda masuk ke dalam armada hingga mendampingi teman netra berjalan kaki dan mengakses transportasi umum.
Interaksi ini menimbulkan kesepahaman yang mutual antara peserta non-disabilitas terhadap peserta disabilitas, bagaimana akses di kota belum berpihak kepada mereka.
Para tour guide dari ITDP, GAUN, JGG dan FDTJ memberikan informasi mengenai setiap titik pemberhentian. Dari mulai sejarah hingga isu transportasi berkelanjutan yang terjadi di kawasan tersebut seperti; Sejarah tentang kawasan Senayan ketika berhenti di trotoar Sudirman yang bersisian dengan gerbang Gelora Bung Karno, Kenapa JPO Instagramabel tidak ramah pejalan kaki? hingga desain wayfinding yang ditemukan di stasiun-stasiun transportasi umum.
Hasil dari kegiatan ini kemudian menjadi evaluasi dari data yang diambil pada FGD Menuju Transportasi Jakarta Ramah Disabilitas pada tahun 2020.
Report Evaluasi Menuju Transportasi Jakarta Ramah Disabilitas 2.0