July 26, 2023

Diskusi Publik Menemukenali: “Menolak Tua di Jalan”

Menemukenali, sebuah platform media yang membahas topik isu struktural perkotaan melalui karya-karya kreatif, menyelenggarakan Studio Menemukenali 1.0: Festival “Menolak Tua di Jalan” sebuah festival yang mengupas tuntas berbagai fenomena yang dirasakan oleh warga kota dalam bermobilitas dan memberikan pengalaman baru bagi warga kota dalam menikmati rutinitas perjalanan sehari-hari.

Acara ini merupakan wadah untuk bertukar pikiran dan pendapat bagi warga kota yang merasa dirinya “tua di jalan”. Salah satu sesi yang diadakan adalah Diskusi Publik “Menolak Tua di Jalan” di Taman Literasi Martha Tiahahu pada Sabtu 15 Juli 2023, mengundang para penggiat transportasi, termasuk ITDP, untuk berbagi perspektif mereka tentang fenomena yang sedang terjadi saat ini.

(Kiri ke Kanan) Deliani Siregar, Deliani Poetriayu Siregar, Sr. Urban Planning, Gender and Social Inclusion Associate ITDP Indonesia, Nayaka Angger, Program Officer Kota Kita, Rizzah Aulifia, Inisiator Melihat Kota, dan moderator Kharisma Adyaksa, Jr. Tenaga Ahli Bidang Transportasi Bappenas

Deliani Poetriayu Siregar, Sr. Urban Planning, Gender and Social Inclusion Associate ITDP Indonesia, menyampaikan pandangannya mengenai bagaimana pembangunan fasilitas transportasi publik yang lebih baik dapat membuat masyarakat beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi publik. Selain itu, Deliani juga menjelaskan bahwa pemerintah perlu menerapkan kebijakan yang membatasi penggunaan kendaraan bermotor pribadi untuk bisa lebih efektif mengurangi kemacetan, selain dengan mengintegrasikan sistem transportasi publik.

Sesi ini juga dihadiri dua narasumber lainnya, yaitu Nayaka Angger selaku Program Officer Kota Kita dan Rizzah Aulifia selaku Inisiator Melihat Kota, dimoderatori oleh Kharisma Adyaksa, Jr. Tenaga Ahli Bidang Transportasi Bappenas. Sebagai pemantik diskusi, peserta diajak menyaksikan video dokumenter yang dibuat oleh Menemukenali mengenai pengalaman beberapa orang yang bermobilitas di kota dan menempuh waktu cukup lama di perjalanan dari rumah menuju kantor maupun sebaliknya sehingga mereka merasa ‘tua di jalan’, dalam dokumenter tersebut mengambil 2 (dua) perspektif yaitu seseorang yang menggunakan kendaraan bermotor pribadi dan seseorang yang menggunakan transportasi publik. Diskusi ditutup dengan tanya jawab oleh para peserta.

 

Festival ini juga menampilkan pameran mini dari para kolaborator, di mana ITDP menampilkan infografis yang berisi testimoni peserta FGD Menuju Transportasi Jakarta Ramah Disabilitas, mengenai pengalaman mereka dalam melakukan perjalanan dengan transportasi publik di Jakarta.

Subscribe

Sign up for updates on our projects, events and publications.

SIGN UP
Send this to a friend