Indeks kualitas udara Jakarta berdasarkan data IQAir pada pagi hari tanggal 12 September 2023 menunjukkan AQI US 140 dan polutan utama PM2.5 yang dinilai 10,2 kali dari panduan kualitas udara tahunan WHO. Selain itu, kualitas udara Jakarta juga dinilai paling berpolusi urutan ketiga secara global setelah Lahore (Pakistan) dan Doha (Qatar). Terkait isu polusi udara yang semakin parah utamanya di Jakarta ini, DPD RI mengundang beberapa narasumber, termasuk ITDP Indonesia, untuk menghadiri Rapat Dengar Pendapat Umum (RPDU) Polusi Udara di Nusantara V Senayan, Jakarta.

Kegiatan dimulai dengan pemaparan dari Dr. Ana Turyanti dari IPB University, tentang analisis pencemaran udara yang berawal dari peningkatan jumlah penduduk hingga kebutuhan transportasi, industri, dan pembangkit energi yang berdampak kepada kesehatan manusia, termasuk anak-anak. Hal tersebut juga dijelaskan dalam pemaparan oleh Perhimpunan Dokter Paru Indonesia bahwa pencemaran udara merupakan sumber dari lima penyakit paru di Indonesia dengan merekomendasikan kepada pemerintah terkait keterlibatan masyarakat untuk berpindah ke transportasi publik. Penjelasan upaya mengurangi polusi udara juga disampaikan oleh Agung Bimo Siregar dari CarbonEthics yang dilakukan dengan Transjakarta untuk mengajak masyarakat berpartisipasi bersama melalui pemberian tanaman mangrove.

Pemaparan dilanjutkan oleh Etsa Amanda, Senior Transport Policy dan Development Associate ITDP Indonesia tentang penanganan polusi udara melalui elektrifikasi transportasi publik dan peralihan ke transportasi publik. Etsa menegaskan bahwa peralihan ke transportasi publik memiliki beberapa tantangan yang diantaranya adalah cakupan layanan akses, sehingga perlu adanya integrasi antarmoda untuk memudahkan masyarakat dari berbagai daerah seperti Tangerang dan wilayah Jakarta lainnya. Selain itu, elektrifikasi transportasi publik melalui moda Transjakarta dapat memaksimalkan pemanfaatan dikarenakan jarak tempuh harian yang jauh lebih panjang dibandingkan transportasi pribadi dan sebagai momentum untuk meningkatkan kualitas maupun inklusivitas layanan transportasi publik.

Kemudian, kegiatan dilanjutkan dengan diskusi melalui pertanyaan yang disampaikan oleh beberapa anggota DPD RI, dan salah satu pertanyaan kepada ITDP Indonesia tentang pembenahan transportasi publik dengan kebutuhan titik lokasi integrasi antar moda yang dijelaskan oleh Etsa Amanda. Etsa menjelaskan bahwa rencana integrasi antar moda melalui induk transportasi Jakarta telah disampaikan kepada Dinas Perhubungan yang diantaranya berlokasi di Cawang-Ciliwung, Rawa Buaya, dan Rasuna Said. Hal tersebut pun juga dijelaskan oleh Etsa bahwa adanya potensial bagi pembangunan kawasan TOD. Di samping itu, Etsa juga menegaskan bahwa ITDP Indonesia melakukan pendampingan studi integrasi transportasi publik setiap bulan dengan Kementerian Perhubungan, perwakilan Dinas Perhubungan di JABODETABEK, dan BPTJ.

Selanjutnya, Deliani Poetriayu Siregar, Senior Urban Planning, Gender dan Social Inclusion Associate ITDP Indonesia juga menambahkan tentang keterlibatan ITDP Indonesia pada kajian transportasi publik yakni pendampingan studi moda Transjakarta sejak tahun 2004 hingga saat ini. Di samping itu, Deliani menjelaskan bahwa ITDP Indonesia juga terlibat dalam perencanaan transportasi publik di Kota Medan, Semarang, dan Bandung. Deliani berharap kedepannya ITDP Indonesia bisa berkolaborasi dengan pemangku kepentingan lain termasuk dewan perwakilan daerah untuk melakukan kajian rekomendasi transportasi publik berkelanjutan.

Paparan ITDP Indonesia dapat diakses di sini.