October 31, 2023
Panel dan Workshop Tantangan Elektrifikasi Armada Transportasi Publik di Indonesia
ITDP Indonesia bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan dan dengan dukungan dari ViriyaENB menyelenggarakan “Panel dan Workshop: Tantangan Elektrifikasi Armada Transportasi Publik di Indonesia” pada hari Kamis, 26 Oktober 2023, di Hotel Ashley Tanah Abang, Jakarta Pusat. Acara ini dihadiri sejumlah perwakilan dari lembaga dan institusi pemerintah, operator, pelaku industri di bidang bus listrik, dan lembaga pendanaan.
Berikut sejumlah peserta yang hadir dalam acara ini; Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan, Suharto, Koordinator Bidang Industri Manufaktur dan Kendaraan listrik, pada Asisten Deputi Industri Maritim dan Transportasi, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Arianto Wibowo, Lead, Moving Indonesia World Economic Forum, Ririn Radiawatikusuma, perwakilan dari Senior Urban Transport Specialist The World Bank, Nupur Gupta, Wahyudi Ismanto, Komisaris PT Higer Maju Indonesia, Antonius Raharja Ismanto, Direktur Utama PT Higer Maju Indonesia, Rian Ernest, Sekjen Asosiasi Ekosistem Mobilitas Listrik (AEML), Nurisdipta Nusaputra, Senior Investment Specialist PT Danareksa, dan Bayu Yudhi Hermawan, VP Business Development PT Industri Baterai Indonesia (IBI).
Kegiatan ini dibuka dengan sambutan oleh Gonggomtua E. Sitanggang, Direktur Interim ITDP Indonesia, dan Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan, Suharto. Gonggom menyampaikan bahwa tujuan dari acara ini sebagai langkah untuk mengkonsolidasikan masukan dan pandangan dari seluruh lapisan pemangku kepentingan dalam ekosistem bus listrik terkait tantangan dalam transisi menuju penggunaan bus listrik, sebagai bagian dari kegiatan Penyusunan Peta Jalan dan Rancangan Program Insentif Nasional untuk Elektrifikasi Transportasi Publik, kerja sama ITDP Indonesia dengan Kementerian Perhubungan yang didukung oleh ViriyaENB.
Suharto dalam sambutannya menyatakan bahwa Kementerian Perhubungan akan terus mendorong kota-kota metropolitan, termasuk ibu kota baru, menggunakan angkutan umum massal berbasis listrik dengan target elektrifikasi 100% pada tahun 2045. Skema pengadaan, pendanaan, dan pembiayaan merupakan hal yang krusial untuk dieksplor lebih lanjut untuk menekan biaya kapital dalam merealisasikan program transisi angkutan massal menuju listrik tersebut.
Kegiatan dilanjutkan dengan presentasi panel oleh Arianto Wibowo dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Santi Eka dari Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan, Ririn Radiawatikusuma dari World Economic Forum, dan Gonggomtua Sitanggang dari ITDP Indonesia. Arianto Wibowo memaparkan bahwa pemerintah pusat telah memberikan insentif Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk produksi bus listrik, namun masih diperlukan tambahan regulasi pendukung untuk penggunaan KBLBB pada sistem transportasi publik, karena belum adanya amanat khusus terkait penggunaan dan subsidi KBLBB untuk penyelenggaraan angkutan umum dalam trayek.
Santi menjelaskan sejumlah strategi untuk mengatasi tantangan elektrifikasi armada transportasi publik, diantaranya implementasi bulk procurement, adanya standardisasi spesifikasi, mendorong Produk Dalam Negeri (PDN), dan penyusunan pedoman teknis Biaya Operasional Kendaraan (BOK) untuk pemerintah daerah. Kemudian, Ririn memaparkan tiga tantangan utama elektrifikasi transportasi publik, yakni pada pendanaan dan pembiayaan, insentif fiskal untuk produksi bus listrik dalam negeri, dan tidak adanya panduan spesifikasi teknis bus listrik di tingkat nasional. Sebagai penutup paparan panel, Gonggom mengelaborasi temuan terkait tantangan-tantangan tersebut serta menekankan pentingnya perpindahan pilihan mobilitas ke transportasi publik, seiring dengan transisi armada ke elektrik.
Pada mata acara selanjutnya, peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok untuk secara terfokus mendiskusikan isu-isu utama dalam aspek komitmen pemerintah pusat dan daerah, pendanaan dan pembiayaan, teknologi dan infrastruktur, dan pengembangan ekosistem industri bus listrik dalam negeri, serta potensi solusi yang dibutuhkan. Kegiatan workshop ini dipandu oleh Muhammad Zeki, Senior Program Associate for Indonesia dari ClimateWorks Foundation dan didukung oleh fasilitator dari ITDP Indonesia, WEF Indonesia, dan WRI Indonesia.
Dalam sesi diskusi terbuka, Joko Tri Susilo, Vice President Perencanaan dan Monitoring Strategi Korporat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN), menyoroti pentingnya kejelasan peta jalan elektrifikasi bus di Jakarta untuk mengestimasi kebutuhan charging infrastructure. Daryono, Manajer Operasional PT Mayasari Bakti juga menambahkan bahwa pemerintah perlu mendorong konversi dan pemberian subsidi untuk angkutan umum. Chief of Growth SporaEV, Sarwono K Bawono menyatakan bahwa konversi bus penting untuk menurunkan CAPEX hingga 30%-40%. Namun, konversi kendaraan masih menghadapi tantangan terkait usia pakai armada transportasi publik yang terbatas, misalnya 10 tahun di Jakarta.
Selanjutnya, Etsa Amanda dari ITDP Indonesia, dan Ririn Radiawatikusuma merangkum sesi workshop dengan menyoroti elektrifikasi armada transportasi publik oleh pemerintah pusat masih menghadapi tantangan pada aspek regulasi, pendanaan dan pembiayaan, serta aspek teknis, yang juga mencakup belum dilihatnya penyediaan transportasi publik sebagai hal yang mendesak oleh pemerintah daerah sebagai salah satu isu utama.
Seluruh hasil diskusi dalam kegiatan ini akan menjadi masukan bagi ITDP Indonesia dalam mengembangkan peta jalan dan rancangan program insentif nasional untuk elektrifikasi transportasi publik sebagai panduan strategis bagi Kementerian Perhubungan.