Sebagai bagian dari UrbanShift Asia Forum, C40 Cities menyelenggarakan sesi High-Level Investors Roundtable untuk mendiskusikan strategi finansial elektrifikasi bus dan kendaraan logistik di India dan Indonesia. Sesi ini menjadi wadah diskusi bagi para pemangku kebijakan di negara masing-masing dan sektor swasta untuk mendukung model dan strategi finansial untuk mempercepat dan meningkatkan implementasi anggaran terkait program-program iklim dalam hal ini transportasi berkelanjutan. 

Direktur Interim ITDP Indonesia, Gonggomtua E. Sitanggang, menjadi moderator dalam gelaran acara yang diselenggarakan di New Delhi, India pada 25 September 2023. Gonggom memulai sesi dengan memaparkan presentasi bertajuk “Powering Change: Exploring Innovative Business Models for Transjakarta Electrification.” Hadir sebagai pembicara panel, Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta , Ferdinand Ginting dan Kepala Jakarta Investment Center, Tona Hutauruk.

Gonggom menjelaskan tentang dorongan perubahan melalui model bisnis inovatif untuk elektrifikasi Transjakarta dengan target persentase 100 persen peralihan ke bus listrik pada tahun 2030. Namun, model bisnis untuk elektrifikasi Transjakarta memiliki sejumlah tantangan dari segi pendanaan dan pembiayaan. Gonggom menegaskan adanya upaya untuk mengatasi tantangan elektrifikasi Transjakarta yang terdiri dari:

• Pengaturan komersial yang layak melalui beberapa opsi seperti buy the service (BaU model) dan concessional model untuk mengatur pembiayaan di muka dan meningkatkan fleksibilitas.
• Skema pendanaan alternatif yang terdiri dari pembiayaan dari pemerintah (public financing) dan pembiayaan swasta (private financing) untuk menarik berbagai investor dan juga meningkatkan fleksibilitas.
• Kolaborasi dengan berbagai pihak, khususnya sektor swasta dengan tujuan mengurangi risiko pada implementasi proyek e-bus.

Gonggom juga menambahkan bahwa upaya lain untuk mengurangi risiko implementasi proyek elektrifikasi bus Transjakarta yakni memilih model bisnis alternatif melalui skema pendanaan (choose & prioritize), kolaborasi dengan manajemen dana dan keuangan dari sektor pemerintah dan swasta untuk meningkatkan efektivitas biaya (collaborate), melakukan studi kelayakan menyeluruh seperti pengaturan operasional (conduct), dan eksplorasi model bisnis dan skenario skema pembiayaan lain (explore).

Kepala Jakarta Investment Center (JIC), Tona Hutauruk menanggapi bahwa Transjakarta memiliki peluang besar untuk intervensi di bidang lain, termasuk keuangan dengan lembaga pemerintah seperti BUMD, untuk meningkatkan layanan sebagai transportasi publik berbasis elektrifikasi di masa depan. Namun, Tona juga menambahkan bahwa pentingnya menemukan alternatif untuk pendanaan bus listrik dan  JIC dapat memfasilitasi para investor dengan mendapatkan mutual benefit ke berbagai pihak. Di samping itu, Kepala Bidang Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta , Ferdinand Ginting, menambahkan bahwa Dinas Perhubungan DKI Jakarta juga menerapkan bus swakelola dengan mengeksplorasi skema business-to-business (B2B) melalui Pemerintah Pusat ke Pemerintah Jakarta.

Sesi diakhiri dengan penyampaian kesimpulan materi oleh Gonggom bahwa transisi elektrifikasi bus dapat memberikan kesempatan yang baik bagi pihak investor pihak ketiga dengan meninjau terlebih dahulu kerangka kerja peraturan dan kapasitas operator yang ada. Sehingga, operator akan lebih siap bekerja sama dengan investor untuk mendapatkan investasi tersebut. Selanjutnya, kegiatan forum dilanjutkan dengan presentasi oleh Harsimran Kaur dari ICCT dan ditutup dengan closing statement oleh Andrea Fernandez, Managing Director, Climate Finance, Knowledge and Partnership, C40 Cities.

Baca selengkapnya presentasi bertajuk “Powering Change: Exploring Innovative Business Models for Transjakarta Electrification.”