March 27, 2024
ITDP Indonesia menekankan pentingnya pengumpulan data gender di Indonesia pada acara “E-Mobility sebagai Pendorong Perubahan” yang diselenggarakan oleh UNEP
Kasih Maharani Riwina Sabandar, Inclusive Urban Planning Associate I ITDP Indonesia, menjadi salah satu pembicara dalam webinar “E-Mobility as a Driver for Change: Using data for a gender transformative and just transition to electric mobility” yang diselenggarakan oleh The United Nations Environment Programme (UNEP) pada 13 Maret 2024. Webinar ini juga dihadiri oleh perwakilan dari negara-negara lain seperti Vietnam, Uganda, Kenya, dan Kolombia.
Kasih menyampaikan materi presentasi tentang “Mapping the Gender Landscape: Indonesia’s E-Mobility,” terdiri dari dinamika gender dalam mobilitas, perempuan dalam tenaga kerja e-mobility, inisiatif secara target terhadap gender oleh Transjakarta. Kasih menambahkan temuan-temuan awal studi dari ketiga poin tersebut sebagai berikut:
- Terdapat perbedaan preferensi perjalanan di antara semua kelompok dengan lebih banyak perempuan yang mengandalkan transportasi publik untuk melakukan perjalanan yang lebih pendek, dan memiliki tujuan perjalanan yang lebih beragam karena mereka adalah ibu rumah tangga.
- Keterbatasan akses terhadap kendaraan pribadi di kalangan perempuan, terutama yang berasal dari rumah tangga berpenghasilan rendah, menyebabkan mereka lebih memilih untuk berjalan kaki, bersepeda, dan menggunakan transportasi umum.
- Kesenjangan gender terjadi di sektor mobilitas dengan keterwakilan perempuan yang lebih rendah, terutama pada peran operasional dan teknis, dan individu dengan pendidikan yang lebih rendah.
- Kurangnya keragaman gender dalam posisi kepemimpinan dalam proses pengambilan keputusan e-mobility.
Kasih juga menjelaskan rekomendasi dari temuan awal yang terdiri dari; pengumpulan data berdasarkan jenis kelamin pada pola perjalanan untuk lebih memahami kebutuhan transportasi perempuan dan menginformasikan perencanaan transportasi yang inklusif, meningkatkan fasilitas aksesibilitas dan keselamatan dalam sistem transportasi berkelanjutan untuk mengakomodasi kebutuhan perempuan, mempromosikan strategi rekrutmen dan retensi yang inklusif gender di dalam Transjakarta, sektor e-mobility, dan institusi terkait (termasuk pendidikan tinggi) untuk mengatasi kesenjangan gender di dunia kerja. Serta, mendorong keterwakilan perempuan yang lebih besar dalam posisi kepemimpinan dan kewirausahaan serta proses pengambilan keputusan, termasuk memastikan adanya kebijakan yang mendorong kewirausahaan perempuan, memberikan pelatihan keterampilan, dan program bimbingan.