May 05, 2024

Menuju Transportasi Berkelanjutan dalam Pariwisata Indonesia: Tantangan, Inovasi, dan Kolaborasi

Gonggomtua E. Sitanggang, Direktur Asia Tenggara ITDP menjadi salah satu pembicara dalam sesi kedua diskusi panel National Summit The 21st CENS UI dengan tema “Empowering the Future of Indonesian Tourism: Infrastructure Advancements, Trends, and Challenges” pada 27 April 2024 di Aryaduta Hotel, Jakarta. Diskusi panel ini juga dihadiri oleh pembicara Prof. Dr. Ir. Sutanto Soehodho, M.Eng., Guru Besar Transportasi Universitas Indonesia, dan Fahrudin Haryadi, Kepala Satuan Pelaksana Sistem Informasi Manajemen Dinas Perhubungan DKI Jakarta.

Prof. Sutanto membuka diskusi panel dengan menjelaskan kunci sektor transportasi dan pariwisata dengan integrasi antarmoda untuk meningkatkan konektivitas destinasi wisata dan perlunya kolaborasi yang kuat antara stakeholders dari perencanaan hingga pemeliharaan. Selama sesi diskusi panel, Gonggom menjelaskan kunci transportasi berkelanjutan untuk pariwisata dengan layanan transportasi publik menuju kawasan wisata, perbaikan infrastruktur pejalan kaki dan pesepeda, serta penetapan area prioritas atau khusus pejalan kaki. Gonggom juga menambahkan potensi kawasan pariwisata sebagai zona emisi rendah atau low-emission zone.

Di sisi lain, Fahrudin menjelaskan upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mendorong moda transportasi dari car oriented menjadi transit oriented development (TOD) yang telah mencapai 89,3% untuk PNT di Jakarta. “Upaya saat ini di Jakarta dilakukan melalui integrasi fisik, tarif, dan layanan. Khusus wisata, DKI Jakarta juga memiliki rute bus wisata khusus yang dioperasikan Transjakarta untuk mendorong penggunaan transportasi publik oleh wisatawan,” jelas Fahrudin.

Prof. Sutanto menekankan perlunya edukasi kepada masyarakat memahami eksternalitas dari perjalanan transportasi  untuk mendorong warga kota untuk tertarik mengubah preferensi moda mereka. Gonggom menambahkan bahwa informasi juga perlu dikurasi untuk penyampaian informasi yang lebih dipahami oleh masyarakat awam. Fahrudin pun menjelaskan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memiliki strategi push and pull melalui kolaborasi dan koordinasi bersama dinas lain untuk mendorong warga Jakarta agar shifting ke transportasi publik. 

Pendekatan transportasi berkelanjutan bergantung pada konteks lokal di daerah masing-masing. “Treatment transportasi di sektor pariwisata akan berbeda-beda dengan fokus pariwisatanya. Contoh di Semarang yang memfokuskan peningkatan ekonomi lokal. Sedangkan, di Bali memfokuskan ekowisata dengan adanya program pemerintah melalui bus Kura-kura yang berbasis listrik untuk shuttle antar desa, sehingga dapat dipasarkan ke wisatawan sebagai perjalanan wisata ramah lingkungan,” ujar Gonggom. Diskusi panel ini ditutup dengan closing statement oleh masing-masing pembicara.

Subscribe

Sign up for updates on our projects, events and publications.

SIGN UP
Send this to a friend