July 17, 2024

Empowering Sustainable Mobility: Low Emission, Inclusive, and Active Transport in Indonesia

Rangkaian Kegiatan untuk Meningkatkan Kualitas Mobilitas Aktif dan Inklusif di Kota-Kota Indonesia

ITDP Indonesia bekerja sama dengan United Nations Environment Programme (UNEP), Clean Air Asia, Walk21 Foundation dan didukung oleh Kedutaan Besar Belanda untuk Indonesia menyelenggarakan kegiatan Empowering Sustainable Mobility: Low Emission, Inclusive, and Active Transport in Indonesia di Pullman Hotel, Jakarta. Rangkaian kegiatan pertukaran pengetahuan dan diskusi yang mengundang para praktisi transportasi berkelanjutan serta para pemangku kepentingan dari kota-kota di Indonesia  ini, terbagi menjadi delapan sesi yang diselenggarakan pada tanggal 9 hingga 11 Juli 2024. 

Kata sambutan oleh Ir. Yudha Handita Pandjirlaiawan M.T., M.B.A., Direktur Bina Teknik Jalan dan Jembatan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Yusuf nugroho, ST, MT, Kepala Subdirektorat Uji Tipe Kendaraan Bermotor, Kementerian Perhubungan, serta Barlev Nico Marhehe, Programme Management Officer, UNEP.

Kegiatan dibuka oleh sambutan dari Ir. Yudha Handita Pandjirlaiawan M.T., M.B.A., Direktur Bina Teknik Jalan dan Jembatan, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Yusuf nugroho, ST, MT, Kepala Subdirektorat Uji Tipe Kendaraan Bermotor, Kementerian Perhubungan, serta Barlev Nico Marhehe, Programme Management Officer, UNEP.  

Dalam sambutannya, Yudha Handita Pandjiriawan menegaskan bahwa Kementerian PUPR turut mendorong peningkatan kualitas transportasi tidak bermotor melalui penyusunan peraturan-peraturan berupa pedoman teknis yang meliputi aspek pejalan kaki, fasilitas pesepeda, dan kelayakan infrastruktur berjalan kaki  di kawasan perkotaan. Melalui Dirjen Bina Marga, Kementerian PUPR beragam peraturan untuk transportasi tidak bermotor, meliputi, Peraturan PUPR No.03/PRT/M/2024 tentang Pedoman perencanaan, penyediaan, dan pemanfaatan prasarana dan sarana pejalan kaki, Pedoman teknis No.05/P/BM/2021 tentang pedoman teknis fasilitas pesepeda, Pedoman teknis No. 05/P/BM/2023 tentang pedoman teknis fasilitas pejalan kaki, dan Pedoman teknis No.05/O/BM/2023 tentang Penentuan indeks kelayakan berjalan di kawasan perkotaan,” jelas Yudha. 

Yusuf Nugroho, dalam sambutannya, menjelaskan bahwa kontribusi para ahli sangat berharga dalam membantu dalam transisi menuju transportasi yang rendah karbon, inklusif, dan aktif. Hal ini diamini oleh Barlev Nico Marhehe, yang dalam sambutannya, menjelaskan dekarbonisasi penting untuk dilakukan, salah satunya dengan mengubah perilaku melalui penggunaan transportasi yang rendah karbon, serta mengutamakan mobilitas perkotaan untuk pejalan kaki dan pesepeda. 

Presentasi oleh Deliani Poetriayu Siregar, Urban Planning & Inclusivity Manager ITDP Indonesia dalam sesi “Empowering Mobility: Driving Gender Equality in E-Mobility Initiatives in Indonesia”.

Dalam rangkaian sesi lokakarya ini, ITDP Indonesia mengampu sesi Empowering Mobility: Driving Gender Equality in E-Mobility Initiatives in Indonesia, sesi Active Mobility and Public Transport serta sesi field trip. Yeonju Jeong, Programme Management Officer, UNEP membuka sesi “Empowering Mobility: Driving Gender Equality in E-Mobility Initiatives in Indonesia” dengan menjelaskan program UNEP mengenai mobilitas listrik yang sudah berlangsung di 60 negara di dunia, sedangkan studi mengenai mobilitas listrik dan gender sedang berlangsung di 6 negara, termasuk Indonesia. Deliani Poetriayu Siregar, Urban Planning & Inclusivity Manager ITDP Indonesia menambahkan dalam paparannya bahwa elektrifikasi merupakan kesempatan untuk meningkatkan inklusivitas untuk kelompok rentan, terutama perempuan. 

Kasih Maharani Sabandar, Inclusive Urban Planning Associate ITDP Indonesia, memaparkan hasil studi ITDP Indonesia melalui kemitraan dengan United Nations Environment Programme (UNEP) mengenai “Mobilitas Listrik sebagai Pendorong Kesetaraan Gender di Indonesia”.

Sesi pemaparan dilanjutkan dengan diseminasi hasil studi ITDP Indonesia melalui kemitraan dengan United Nations Environment Programme (UNEP) mengenai Mobilitas Listrik sebagai Pendorong Kesetaraan Gender di Indonesia. Kasih Maharani Sabandar, Inclusive Urban Planning Associate ITDP Indonesia  menjelaskan temuan-temuan dan rekomendasi-rekomendasi studi yang meliputi empat aspek dalam kesetaraan gender, yaitu, perempuan sebagai pengguna mobilitas listrik, perempuan sebagai pekerja mobilitas listrik, dampak gender terhadap infrastruktur mobilitas listrik, dan perempuan sebagai pengambil keputusan di sektor mobilitas listrik. 

(Dari Kiri ke Kanan) Deliani Poetriayu Siregar, Urban Planning & Inclusivity Manager ITDP Indonesia, Surya Putra, Peneliti Rekanan ARC UI untuk Riset Transisi Energi di DKI Jakarta dan Bali, Rivana Mezaya, Director of Digital and Sustainability, Grab Indonesia, Mayangsari Dian Irwantari, Direktur Keuangan, SDM dan Dukungan Bisnis, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), dan Indra Gunawan, Staf Ahli Menteri Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA)

Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi panel yang dimoderatori oleh Deliani Poetriayu Siregar, Urban Planning & Inclusivity Manager ITDP Indonesia dengan narasumber Mayangsari Dian Irwantari, Direktur Keuangan, SDM dan Dukungan Bisnis, PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), Rivana Mezaya, Director of Digital and Sustainability, Grab Indonesia, Surya Putra, Peneliti Rekanan ARC UI untuk Riset Transisi Energi di DKI Jakarta dan Bali, serta Indra Gunawan, Staf Ahli Menteri Bidang Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA). Diskusi panel ini membahas inisiatif untuk mengarusutamakan gender dalam mobilitas listrik dengan penanggap dari perwakilan salah satu operator bus listrik Transjakarta Daryono, Manager Operasional Mayasari Bakti.  

Kata sambutan oleh H.E. Lambert Grijns, Ambassador of the Kingdom of the Netherlands to Indonesia, Timor Leste and ASEAN, dan pemaparan oleh Hussein Heykal, Policy Analyst Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR, Janene Tuniz, Sustainable Mobility Officer, UNEP, Bronwen Thornton, Chief Executive Officer, Walk21 Foundation, dan Natalia Tanan, Perekayasa Ahli Madya, Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan, Kementerian PUPR.

Selepas makan siang, H.E. Lambert Grijns, Ambassador of the Kingdom of the Netherlands to Indonesia, Timor Leste and ASEAN menyampaikan kata sambutan untuk membuka sesi berbagi pengetahuan mengenai mobilitas aktif dari berbagai kota di dunia. Sesi ini dibuka dengan pemaparan dari Hussein Heykal, Policy Analyst Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR, Janene Tuniz, Sustainable Mobility Officer, UNEP, Bronwen Thornton, Chief Executive Officer, Walk21 Foundation, dan Natalia Tanan, Perekayasa Ahli Madya, Direktorat Bina Teknik Jalan dan Jembatan, Kementerian PUPR. 

Pemaparan oleh Bronwen Thornton, Chief Executive Officer, Walk21 Foundation, Syifa Maudini, Transport Assistant ITDP Indonesia, dan Mega Tarigan, Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta pada sesi keempat workshop.

Sesi selanjutnya diisi dengan pemaparan presentasi dari Bronwen Thornton, Chief Executive Officer, Walk21 Foundation, Syifa Maudini, Transport Assistant ITDP Indonesia, dan Mega Tarigan, Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta yang membahas mengenai mobilitas aktif dan transportasi publik. Dalam paparannya, Syifa Maudini membahas pentingnya integrasi fisik antara fasilitas transportasi tidak bermotor dengan transportasi publik, menggunakan studi kasus dari Jakarta dan Semarang.

Kegiatan kunjungan ke kawasan Dukuh Atas.

Lokakarya hari pertama ditutup dengan kegiatan kunjungan ke daerah Dukuh Atas untuk melihat upaya Jakata dalam mengintegrasikan  mobilitas aktif dengan transportasi publik. 

Kegiatan hari kedua lokakarya.

Hari kedua lokakarya berfokus pada diskusi dan berbagi pengetahuan mengenai kebutuhan mobilitas aktif, termasuk pengembangan fasilitas dan infrastruktur pejalan kaki dan pesepeda, utamanya bagi kelompok rentan. Sesi ini melibatkan partisipan dari berbagai kelompok meliputi para pemangku kepentingan dari kota Jakarta, Medan, Bandung, Surakarta, Semarang dan Surabaya serta organisasi dan komunitas seperti Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Forum Anak Nasional, Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (KOMNAS Perempuan), Transportologi, B2W Indonesia, Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) serta para operator transportasi publik.

Kegiatan hari terakhir lokakarya.

Hari terakhir lokakarya ditutup dengan refleksi kegiatan selama tiga hari. Partisipan kegiatan mengisi kuesioner yang berkaitan dengan isu mobilitas aktif yang meliputi fasilitas berjalan kaki dan bersepeda. Kemudian, para partisipan menyusun target-target yang ingin dicapai untuk dapat mewujudkan kota yang ramah bagi pejalan kaki dan pesepeda di kota-kota asal.  

Subscribe

Sign up for updates on our projects, events and publications.

SIGN UP
Send this to a friend