November 04, 2025

ITDP Indonesia di Jakarta Innovation Days (JID) 2025

Diselenggarakan oleh Bappeda DKI Jakarta pada 21–25 Oktober 2025, Jakarta Innovation Days (JID) 2025 menjadi ajang untuk menampilkan berbagai inisiatif dan kolaborasi yang mendorong transformasi Jakarta menuju kota global yang inovatif, berkelanjutan, dan berfokus pada kesejahteraan warganya. Melalui forum ini, BUMN, BUMD, perangkat daerah, komunitas, dan akademisi diajak untuk menggali potensi inovasi serta membangun jejaring lintas sektor guna menciptakan solusi nyata bagi masa depan Jakarta.

ITDP Indonesia, diwakili oleh Deliani Siregar, Deputy Director, dan Mega Primatama, Urban Planning Associate menjadi pembicara pada hari ketiga dan keempat pelaksanaan acara tersebut.

Dalam sesi bertajuk “Connected Jakarta: Building Accessible and Sustainable Mobility”, Deliani Siregar menyoroti bahwa integrasi transportasi publik Jakarta masih menghadapi tantangan dari sisi kenyamanan dan keandalan, dengan waktu tempuh rata-rata sekitar 60 menit. Kendati demikian, ia menunjukkan adanya perkembangan positif: lebih dari 65% pengguna transportasi publik juga memiliki sepeda motor, menandakan pergeseran perilaku menuju mobilitas yang lebih berkelanjutan. Lebih lanjut, Deliani menekankan pentingnya integrasi fisik dan tarif yang telah mulai berjalan melalui Jaklingko, sekaligus menyoroti kebutuhan akan integrasi kelembagaan dan pembiayaan kreatif agar sistem transportasi publik dapat berkelanjutan tanpa ketergantungan pada APBD.

Ia juga membagikan sejumlah contoh praktik baik dari Taipei, Seoul, dan London, khususnya dalam hal keterbacaan informasi di halte, sistem e-ticketing, serta pengelolaan transportasi yang efisien dan inklusif. Menurutnya, inovasi dari pemerintah daerah memegang peran penting agar transportasi publik Jakarta tidak hanya terjangkau, tetapi juga mudah dan nyaman digunakan oleh seluruh warga kota.

Selanjutnya, dalam sesi Ayo Ngobrolin Kota (Angkot) #9: “Masa Depan Dukuh Atas Sebagai Intermodal Hub”, yang difasilitasi oleh Forum Diskusi Transportasi Jakarta (FDTJ), Mega Primatama memaparkan hasil studi aksesibilitas pejalan kaki di kawasan Stasiun LRT Dukuh Atas yang dilakukan ITDP pada tahun 2019, sebelum kawasan tersebut ditetapkan sebagai Transit Oriented Development (TOD) pada 2022. Studi ini menunjukkan peningkatan signifikan jumlah pejalan kaki setelah pedestrianisasi Jalan Kendal, terutama pada jam sibuk. Namun, kualitas infrastruktur di sekitar Kebon Kacang, Mas Mansyur, dan Cokroaminoto masih beragam meski sudah termasuk dalam kawasan TOD.

Mega menjelaskan bahwa ITDP mengembangkan Delapan Prinsip TOD, sebuah standar global pengembangan kawasan berbasis transit yang pertama kali diperkenalkan pada 2010 dan diperbarui pada 2017. Ia menekankan penerapan prinsip Walk, Cycle, Connect, dan Shift untuk menciptakan kawasan yang aman, nyaman, dan mudah diakses. Mega juga menyoroti pentingnya memastikan kampung kota tetap bertahan dan tidak terpinggirkan akibat gentrifikasi, terutama di tengah kenaikan harga lahan di Dukuh Atas yang meningkat sekitar 40% dalam beberapa tahun terakhir.

Subscribe

Sign up for updates on our projects, events and publications.

SIGN UP
Send this to a friend