December 28, 2018

Preferensi Akses Halte Transjakarta GBK dan Bundaran Senayan

Pada awal Bulan Desember 2018, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai melaksanakan proses revitalisasi tiga jembatan penyeberangan orang (JPO) yang menjadi akses menuju halte Transjakarta di Jalan Sudirman, yaitu JPO Halte Polda, Halte Gelora Bung Karno, dan Halte Bundaran Senayan. Akibat langsung dari proses revitalisasi ini, Halte Transjakarta Polda tidak dioperasikan, sehingga para pelanggan yang hendak melakukan perjalanan dilayani oleh bus pengumpan menuju Halte Gelora Bung Karno. Sedangkan para pelanggan di Halte Gelora Bung Karno dan Bundaran Senayan dapat mencapai halte Transjakarta dengan menggunakan akses alternatif baru, yang berupa pelican crossing untuk mencapai halte.  Kemunculan pelican crossing sebagai akses alternatif Transjakarta memiliki dampak positif, terutama dari sisi inklusivitas pembangunan dan perencanaan transportasi perkotaan. Tetapi, hingga saat ini Dinas Perhubungan Provinsi DKI Jakarta masih mengkaji keberadaan pelican crossing jika proses revitalisasi JPO yang ditargetkan pada tanggal 31 Desember 2018 selesai.

Survei Preferensi Akses Halte Transjakarta Gelora Bung Karno dan Bundaran Senayan

Untuk mengetahui preferensi pelanggan dalam mengakses halte Transjakarta, ITDP Indonesia bekerja sama dengan PT. Transjakarta untuk mengadakan survei. Survei preferensi akses dilakukan saat pengimplementasian pelican crossing dan pembangunan dua JPO baru berlangsung selama kurang dari satu bulan. Pada tanggal 10-12 Desember 2018, tim dari ITDP Indonesia dan PT. Transjakarta melakukan survei pada jam sibuk pagi dan sore kepada pelanggan Transjakarta di Halte Bundaran Senayan dan Gelora Bung Karno. Jumlah sampel dari survei ini sebanyak 773 sampel dengan margin of error sebesar 5%.

Pertanyaan yang diajukan dalam survei mencakup akses yang akan dipilih setelah revitalisasi JPO dari segi kenyamanan, keselamatan, efisiensi tenaga dan efisensi waktu. Hasil survei menunjukkan preferensi akses pelanggan Transjakarta sebagai berikut:

Dari segi kenyamanan, sebesar 65,1% dari total responden memilih JPO untuk mengakses halte Transjakarta. Sementara sebesar 82,8% dari total responden memilih JPO untuk persoalan keselamatan saat menyeberang jalan. Sebagian besar pelanggan Transjakarta memilih JPO dibandingkan pelican crossing dalam dua aspek ini karena pelican crossing yang tersedia menjadi akses menuju halte Transjakarta dirasa tidak cukup aman dan nyaman. Sejumlah responden memberikan keterangan memilih JPO untuk kedua aspek ini dikarenakan pelican crossing yang disediakan tidak cukup aman akibat dari pendeknya durasi waktu menyeberang jalan bagi pejalan kaki, tidak adanya petugas yang membantu menyeberang atau menjaga penyeberangan, dan perilaku pengendara kendaraan bermotor yang tidak tertib aturan.

Sedangkan dari segi efisiensi, baik tenaga maupun waktu, sebagian besar responden lebih memilih pelican crossing dibandingkan dengan JPO. Dari segi efisiensi tenaga, 79% dari total responden memilih pelican crossing. Sedangkan dari segi efisiensi waktu, sejumlah 73,1% dari total responden memilih pelican crossing. Sebagian besar pelanggan Transjakarta lebih memilih pelican crossing dalam dua aspek ini karena fasilitas penyeberangan pelican crossing lebih mudah diakses dari trotoar jika dibandingkan dengan JPO. Selain itu responden juga mengeluhkan minimnya fasilitas penerangan dan petugas keamanan di  JPO, serta kondisi JPO yang dianggap tidak maksimal atau mengkhawatirkan membuat mereka lebih memilih pelican crossing dibandingkan trotoar.

Rekomendasi Perbaikan Akses Halte Transjakarta 

Selain preferensi akses, survei ini turut menghimpun masukan dan catatan dari responden terkait peningkatan kualitas akses untuk menuju halte Transjakarta, baik dengan menggunakan JPO maupun pelican crossing. . Tak hanya itu, sejumlah responden bahkan mengutarakan keinginan untuk mempertahankan kedua jenis akses yang tersedia (yakni JPO dan pelican crossing), sebagai langkah praktis bagi masyarakat untuk mengakses layanan Transjakarta.

  • Dari sisi JPO, responden berpendapat kurangnya akses yang responsif terhadap kebutuhan kelompok rentan yang dikarenakan desain JPO yang terlalu panjang, tinggi, sempit, dan ketidaksesuaian atau bahkan ketiadaan ramp atau lift. Minimnya penerangan serta perawatan JPO yang tidak rutin sehingga banyak JPO di Jakarta yang berada dalam kondisi fisik yang mengkhawatirkan ataupun rusak menjadi salah satu menjadi isu yang mendapatkan perhatian masyarakat Jakarta.
  • Dari sisi pelican crossing, para responden berpendapat bahwa waktu penyeberangan pelican crossing bagi pejalan kaki masih terbilang singkat dan diperlukan penambahan waktu. Isu peningkatan keamanan penyeberangan juga menjadi perhatian bagi pelanggan Transjakarta, terutama untuk penindakan bagi kendaraan bermotor  yang melanggar aturan rambu lalu lintas yang membahayakan penyeberang jalan.

Dalam menanggapi hasil survei preferensi akses Halte Transjakarta GBK dan Bundaran Senayan, ITDP Indonesia mengeluarkan empat poin rekomendasi terkait perbaikan akses pejalan kaki. Rekomendasi ITDP Indonesia yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas mobilitas dan pengalaman para pelanggan Transjakarta dalam mencapai halte Transjakarta adalah:

  1. Pelican crossing tetap ada di Halte Bundaran Senayan dan Gelora Bung Karno sehingga warga memiliki dua pilihan akses, dengan pertimbangan adanya preferensi warga Jakarta yang memilih pelican crossing untuk menuju halte Transjakarta. Selain itu, akses pelican crossing mudah diakses oleh warga dari beragam kelompok usia dan juga penyandang disabilitas.
  2. Memastikan kualitas dan desain JPO yang telah direvitalisasi dapat diakses oleh semua warga termasuk pengguna kursi roda, dengan desain ramp yang sesuai dengan peraturan atau dengan pengadaan lift.
  3. Penempatan atau lokasi fasilitas penyeberangan baik JPO maupun pelican crossing sebaiknya ditempatkan sedekat mungkin dengan akses gedung atau lokasi lainnya di mana terdapat banyak penyeberang jalan.
  4. Peningkatan kualitas layanan pelican crossing:
    • Penambahan waktu penyeberangan dari 15 detik menjadi 25-35 detik, dibanding dengan waktu menunggu untuk menyeberang selama 60 detik.
    • Penambahan petugas yang berjaga di pelican crossing.

Selain mengeluarkan empat poin rekomendasi, ITDP Indonesia juga memiliki rencana untuk melakukan survei lanjutan mengenai preferensi akses Halte Transjakarta GBK dan Bundaran Senayan, ketika JPO yang sedang dibangun telah resmi beroperasi untuk melihat preferensi pelanggan Transjakarta ketika telah memiliki dua opsi akses dan penyeberangan, baik pelican crossing maupun JPO.

Subscribe

Sign up for updates on our projects, events and publications.

SIGN UP
Send this to a friend