Memberikan Keadilan untuk Jalan Sabang

Ada 7 ribu Pejalan Kaki Berlalu Lalang di Jalan Sabang

Jalan Sabang selalu ramai diperbincangkan. Bagaimana tidak, kawasan ikonik Jakarta ini mempunyai sejarah yang tidak sembarang dari tiap titik dan bangunannya. Dan yang paling tersohor tentu kekayaan kuliner yang terpampang di sepanjang jalan, dari tingkat restoran, kafe hingga pedagang kaki lima. Melihat minimnya fasilitas pejalan kaki, sepertinya mustahil membayangkan ada jumlah besar pejalan kaki yang melintasi jalan ini. Nyatanya, berdasarkan hitungan ITDP Indonesia di 6 titik, volume pejalan kaki di Jalan Sabang mencapai 7 ribu lebih orang/jam di akhir pekan, dan 4 ribu lebih orang/jam di hari kerja. Jumlah ini sayangnya, tidak seimbang dengan pembagian ruang jalan. Hanya 14% ruang jalan yang diperuntukkan bagi pejalan kaki.

Berdasarkan data-data ini, ITDP Indonesia dibantu @jktgoodguide memberikan rekomendasi pedestrianisasi dengan konsep pasar malam di Jalan Sabang. Tentunya, konsep ini merupakan langkah awal sebagai sosialisasi untuk memberikan gambaran bagi warga dan pihak terkait, bagaimana sebuah kawasan yang diubah peruntukannya untuk pejalan kaki berdampak bagi lingkungan sekitarnya. Nantinya, waktu dan radius kawasan bisa ditambah dan bahkan menjadi permanen sesuai dengan feedback yang didapat.
Dari wawancara dengan beberapa pedagang kaki lima dan juga salah satu pengusaha yang sudah berbisnis di Jalan Sabang selama lebih dari 1 dekade, konsep ini menjadi sesuatu yang menarik karena memberikan mereka keleluasaan untuk berkreasi dan memberikan space lebih untuk pelanggan mereka .

Contoh kasus di negara lain dan cerita mengenai turis asing mengenai Jalan Sabang

Download

Subscribe

Sign up for updates on our projects, events and publications.

SIGN UP
Send this to a friend