Share this
GUANGZHOU, KOMPAS.com — Sistem transportasi massal di Jakarta yang saat ini cukup bisa diandalkan adalah busway. Kendati demikian, bila dibandingkan dengan sistem bus rapid transit (BRT) negara lain, masih terlihat kelemahan di sana-sini.
Jumlah armada yang masih terbatas, rentang waktu kedatangan antarbus yang masih tidak teratur, atau daya angkut penumpang yang belum masif adalah beberapa kekurangan itu.
Untuk lebih mengembangkannya, Dinas Perhubungan DKI Jakarta bersama pihak operator, yaitu Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta, serta Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) mengunjungi Ghuangzhou, China, guna melakukan komparasi.
Sebagai gambaran, busway di Jakarta pertama diluncurkan tahun 2004, sedangkan Guangzhou baru dibuka tahun 2010. Saat ini, daya angkut penumpang BRT di Guangzhou sudah 27.400 penumpang per jam per arah, sedangkan busway di Jakarta 3.000 penumpang per jam per arah.
Rombongan yang dipimpin Kepala Dinas Perhungan DKI Jakarta Udar Pristono, Kepala BLU Transjakarta M Akbar, dan Country Director ITDP-Indonesia Yoga Adiwinarto itu bertolak dari Jakarta hari ini, Minggu (6/5/2012).
Busway di Guangzhou baru dimulai 2010, tetapi daya angkutnya sudah mencapai 27.400 penumpang/jam/arah. Jakarta baru 3.000 penumpang/jam/arah.
"Busway ini akan terus kita kembangkan, selain MRT (transportasi massal berbasis kereta cepat)," kata Pristono di Bandara Soekarno-Hatta, sebelum bertolak ke Guangzhou.
Mengapa dipilih Guangzhou, menurut Akbar, karena dalam pengembangan BRT di dunia, Guangzhou memang dijadikan acuan, selain Bogota.
Kedua kota ini sukses mengembangkan BRT, tetapi masing-masing memiliki sistem yang berbeda. Ada yang menyatukan jalur bus pengumpan dengan jalur bus utamanya, ada juga yang memisahkannya.
Menurut Yoga, sukses BRT di Guangzhou juga diikuti daerah-daerah lain di China. Selama di Guangzhou, tim rencananya akan mendalami regulasi dan institusional BRT China, perencanaan dan implementasi, serta manajemen operasionalnya. Beberapa stasiun BRT yang akan dikunjungi, antara lain, adalah Stasiun BRT Gangding, Stasiun BRT Huajing Xincheng, dan pusat kontrol BRT.
Apa hasil dari studi banding selama lima hari tersebut bagi pengembangan busway di kota Jakarta yang kian macet ini, kita lihat nanti.
http://megapolitan.kompas.com/read/2012/05/06/16421128/Belajar.Busway.Sampai.ke.Guangzhou