January 15, 2013

9 Tahun Beroperasi, Busway Belum Jadi Transportasi Andalan

Awalnya, Bus Transjakarta telah menjadi harapan angkutan andalan Kota Jakarta

Hari ini, Selasa (15/1), Bus Transjakarta atau lebih dikenal dengan busway genap berumur sembilan tahun. Sayangnya, sembilan tahun melayani kebutuhan transportasi massal ibu kota, namun bus Transjakarta belum menjadi transportasi massal andalan bagi warganya.

Humas Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia, Putri Dina El-amir menyatakan awalnya, Bus Transjakarta telah menjadi angkutan andalan Kota Jakarta. Pada awal beroperasinya di tahun 2004, besar harapan Pemprov DKI Jakarta sistem TransJakarta BRT dapat memberikan layanan yang nyaman, aman dan cepat bagi seluruh lapisan masyarakat kota Jakarta.

Akan tetapi, setelah 9 tahun beroperasi, harapan tersebut belum sepenuhnya dapat terpenuhi. Hal tersebut terlihat dari 11 koridor dengan 26 rute yang telah beroperasi baru dapat melayani paling banyak 390.000 orang per hari.

Selain itu, dari seluruh pengguna TransJakarta, baru 24,9 persen yang berpindah dari sepeda motor dan 10,3 persen yang berpindah dari mobil. Bahkan jumlah penumpang TransJakarta berkurang hingga 3 persen dari sebanyak 114.783.842 orang pada 2011 menjadi 111.251.868 orang pada 2012.

 

ITDP menilai permasalahan kualitas pelayanan yang semakin turun, merupakan konsekuensi dari akumulasi masalah mulai dari tidak sterilnya jalur, baru 6 stasiun pengisian BBG yang melayani seluruh armada bus TransJakarta dan sejumlah masalah teknis seperti kurangnya armada.

Kemudian belum adanya control room untuk pengelolaan operasional bus TransJakarta dan dimensi halte yang terbatas menyebabkan penumpang tidak terakomodasi secara optimal pada jam-jam padat.

Mengatasi permasalahan tersebut, membutuhkan kerjasama antara pemangku kepentingan yang terlibat. Seperti Polantas untuk membantu penegakan hukum bagi pelanggar yang masuk ke dalam jalur TransJakarta,  penambahan stasiun pengisian BBG oleh PT Pertamina/ PT. PGN, dan perawatan bus yang sesuai oleh operator-operator bus TransJakarta.

Juga perlu penyediaan akses trotoar yang memadai oleh dinas pertamanan dan pemakaman, jalur khusus TransJakarta yang terawat dan tidak berlubang oleh dinas Pekerjaan Umum serta perawatan dan pengembangan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) dan Halte oleh Dinas Perhubungan.

ITDP melihat dibalik permasalahan ini, Transjakarta sesungguhnya memiliki potensial yang sangat besar untuk mengurai kemacetan di Jakarta. Transjakarta yang baru saja menambah koridor 12  (Tanjung Priuk-Pluit), menjadikan sistem ini sebagai sistem BRT terpanjang di dunia. Jika dikembangkan kapasitasnya, Transjakarta dapat menjadi high capacity BRT yang dapat mengangkut lebih dari 1 juta penumpang setiap harinya.

Untuk merealisasikan ini, upaya integrasi perlu dilakukan terhadap moda-moda angkutan umum lain seperti Kopaja dan Metromini sebagai langkah awal dalam merevitalisasi angkutan umum di Jakarta. Dengan integrasi yang tepat secara fisik, pembayaran dan sistem, Transjakarta akan mampu mengekspansi layanan lebih luas secara lebih efisien tanpa harus membangun koridor-koridor baru, menambah armada baru, atau menambah rute baru.

Beberapa upaya perbaikan oleh Transjakarta juga sudah dimulai dilihat dari armada baru yang didatangkan sebanyak 66 unit dari Cina dan saat ini sedang melaksanakan uji coba di koridor 1. Sistem informasi yang real-time juga mulai dikembangkan dengan menempatkan 203 CCTV di dalam bus dan halte dan 30 diantaranya dapat diakses langsung melalui situs Transjakarta.

Begitu juga penerapan Smart Card terus dikembangkan, dimana saat ini pengguna sudah dapat menikmati di koridor 6 dan akan diterapkan di seluruh koridor. Potensi Transjakarta semakin terlihat seiring dengan perbaikan-perbaikan yang dilakukan.

“Pada dasarnya, Transjakarta telah berada pada jalur yang benar dan untuk itu diperlukan otoritas yang total untuk mencapai tujuan. ITDP mendorong Transjakarta untuk dapat mengubah statusnya menjadi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan harapan institusi TransJakartadapat menerapkan good governance dengan mengutamakan akuntabilitas dan transparansi dalam pelayanannya,” ujarnya.

Source

 

Subscribe

Sign up for updates on our projects, events and publications.

SIGN UP
Send this to a friend