Share this
[vc_row type=”full_width_content” bg_position=”left top” bg_repeat=”no-repeat” scene_position=”center” text_color=”dark” text_align=”left”] [vc_column width=”1/1″] [vc_column_text]
Pesatnya motorisasi saat ini telah berada pada situasi yang mengkhawatirkan. Dimana beberapa pembangunan kota-kota besar telah terkena dampak buruk motorisasi terutama di negara-negara berkembang di Asia. Kemacetan lalu-lintas selain mengakibatkan polusi udara yang akut dan meningkatkan emisi gas, juga menghambat perkembangan transportasi sebuah kota. Saat ini kota-kota besar di Uni Eropa dalam upayanya dalam menciptakan kota yang lebih berkualitas, telah berhasil mengembangkan dan menciptakan sistem transportasi kota yang kompleks dan efektif. 15 tahun lalu, kota-kota Eropa di Jerman, Inggris, Perancis, Swiss, Hongaria seperti Budapest telah mencoba untuk menangani permasalahan kemacetan lalu-lintas dengan mengembangkan transportasi umum dan perbaikan dalam aspek peralihan moda yang semakin baik tahun ketahun.
Keberhasilan ini juga bukan tidak mungkin dapat diraih oleh kota-kota Asia jika pengelolaan transportasi kota dilakukan secara komprehensif. Tingkat motorisasi kota-kota di Asia memang masih jauh dibawah tingkat motorisasi negara-negara Eropa. Perbandingan kepemilikan mobil di Budapest mencapai angka 350 setiap 1000 penduduk, sedangkan Berlin mencapai 324 mobil tiap 1000 penduduk. Walaupun demikian, tingkat motorisasi kota-kota di Asia akan dengan sangat cepat berubah yang didukung oleh angka penjualan mobil baru di Cina yang telah mencapai 13.8 juta pada 2010 dan 17.7 juta di 2011. Di Jakarta sendiri, tingkat pertumbuhan mobil mencapai 240 unit dan 890 motor setiap harinya.
Tingginya tingkat motorisasi ini membuat kualitas perkotaan menurun, sebagai dampak munculnya “suburbanization” dimana banyak penduduk yang pindah untuk tinggal ke pinggiran kota sehingga angka komuter setiap harinya bertambah yang menyebabkan peningkatan mobilitas. Untuk mencegah ini, pengembangan sistem manajemen transportasi seperti Transport Demand Management (TDM) sangat mendesak untuk dilakukan oleh pemerintah lokal/ daerah.
[/vc_column_text] [/vc_column] [/vc_row] [vc_row] [vc_column width=”1/1″ animation=”none” centered_text=”true” column_padding=”padding-2-percent” column_padding_position=”all” background_color_opacity=”1″] [vc_column_text]
Kawasan Pasar Baru sebagai Pilot Project
[/vc_column_text] [/vc_column] [/vc_row] [vc_row] [vc_column width=”1/2″] [image_with_animation image_url=”1302″ alignment=”center” animation=”Fade In” img_link_target=”_self”] [/vc_column] [vc_column width=”1/2″] [image_with_animation image_url=”1303″ animation=”Fade In” img_link_target=”_self”] [/vc_column] [/vc_row] [vc_row type=”full_width_content” bg_position=”left top” bg_repeat=”no-repeat” scene_position=”center” text_color=”dark” text_align=”left”] [vc_column width=”2/3″ animation=”none” column_padding=”padding-2-percent” column_padding_position=”all” background_color_opacity=”1″] [vc_column_text]
Namun demikian, solusi transportasi yang paling efektif adalah dengan menyediakan transportasi umum yang berkualitas, sebagai upaya untuk menyediakan alternatif transportasi yang lebih baik. Untuk mendukung transportasi umum, beberapa pengelolaan lalu-lintas diperlukan dengan tujuan untuk menghentikan pertambahan perjalanan. Manajemen parkir on-street merupakan alat yang tepat untuk mengurangi volume lalu-lintas secara langsung dan sebagai bentuk investasi tidak langsung terhadap transportasi, dimana kebijakan-kebijakan yang mendukung penggunaan transportasi umum dapat diterapkan. Hal ini penting mengingat transportasi umum berkontribusi dalam perbaikan kondisi lingkungan dan efisiensi ekonomi dimana pernyataan ini diperkuat oleh makin kencangnya tuntutan untuk mengurangi polusi dari bidang transportasi yang makin mendapatkan perhatian saat ini.
Dalam upaya menangani masalah lalu lintas Jakarta, sistem parkir on-street memegang peranan penting. Untuk mendukung solusi ini, memang masih banyak terdapat kekurangan terutama dalam teknologi sehingga pengawasan parkir on-street masih sangat diperlukan. Pengawasan parkir on-street ini harus menjadi bagian tak terpisahkan dari konsep pengembangan lalu-lintas yang perlu diimplementasi pada tingkat kota yang teraglomerasi atau provinsi. Pelaksanaan dan pengoperasian sistem parkir on-street tidak memerlukan pendanaan yang signifikan dari pemerintah kota namun moda transportasi perkotaan dapat diubah dalam waktu yang relatif singkat.
Penataan parkir on-street dapat menjadi solusi yang signifikan dalam pengembangan transportasi berkelanjutan, dengan menargetkan 3 tujuan sebagai berikut:
- Parkir on-street menciptakan aksesibilitas ke pusat kota dan kondisi lingkungan di area dengan zona parkir menjadi lebih baik.
- Meningkatnya efisiensi ekonomi. Mengoptimalkan kebutuhan mobilitas yang meningkat sangat penting, karena kemacetan menjadi semakin sering yang menghambat lalu-lintas (baik transportasi umum maupun pribadi) dan memfasilitasi pembangunan ekonomi dengan lebih efektif dengan mengembangkan infrastruktur transportasi.
- Selain kedua aspek tersebut diatas, investasi pendapatan parkir sangat dibutuhkan sehingga pendapatannya dapat berkontribusi untuk pengembangan transportasi umum serta terciptanya sistem parkir yang lebih transparan.
Fungsi utama dari pengenaan biaya parkir adalah untuk mengurangi permintaan akan lahan parkir, hingga tercipta keseimbangan antara demand dan supply. Dengan menaikkan biaya, permintaan parkir dapat dikurangi. Tujuannya adalah bahwa kendaraan sebaiknya parkir untuk waktu singkat di area-area parkir on-street dan untuk parkir dengan waktu lama dapat menggunakan off-street, inilah yang harus terlihat dalam sistem tarif. Pembatasan parkir harus dilakukan di lebih banyak tempat dan diharapkan memperkuat persaingan antara transportasi umum dengan kendaraan pribadi. Permintaan terhadap transportasi publik akan meningkat sebanding dengan menurunnya penggunaan kendaraan pribadi. Sangat penting bagi pemerintah lokal untuk mendukung transportasi umum dengan menentukan tarif yang lebih besar terhadap penggunaan kendaraan pribadi (seperti biaya parkir). Maka dari itu, pemerintah perlu untuk mengetahui berapa jumlah kendaraan yang parkir, berapa lama, dan mengapa?
Di beberapa kota di Eropa dan di Hongaria khususnya, pemerintah wajib mengimplementasi parkir on-street terutama pada area dengan tingkat okupansi parkir lebih dari 70 %. Oleh karena itu, prinsip-prinsip manajemen lalu-lintas saat ini perlu untuk diawasi secara intensif.
Manajemen Parkir di Jakarta
Sistem parkir on-street yang baik adalah sistem yang keseluruhannya secara teknis dan operasional sangat kompleks, dan subsistemnya saling menyesuaikan. Saat ini tidak ada unsur-unsur dari sistem ini yang diterapkan di Jakarta, sehingga pemerintah kota maupun operator tidak memiliki akses informasi yang dapat dipercaya mengenai operasi dan kemungkinan keberhasilannya.
Tanpa mengetahui tingkat penggunaan parkir, dan kurangnya informasi mengenai pendapatan parkir perhari, diskusi hanya dapat dilakukan seputar operasi, tapi tidak mencakup bagaimana mengelola ekonominya. Padahal, salah satu alat yang terbukti efektif dalam mengontrol lalu-lintas di kota-kota yang padat adalah dengan mengelola parkir. Pengaturan parkir di satu sisi memungkinkan intervensi langsung dalam menyelesaikan konflik lalu lintas, dan disisi lain secara tidak langsung mempengaruhi lalu lintas di kota karena menghasilkan pendapatan potensial yang signifikan, jika pendapatan yang berasal dari uang itu digunakan untuk pengembangan transportasi kota.
Saat ini, Jakarta telah mengimplementasi parkir on-street namun belum sepenuhnya dilihat sebagai sebuah sistem dan transparansi masih belum terlihat. Hal ini diakibatkan pemerintah tidak memiliki akses informasi setiap harinya mengenai pendapatan parkir, trend parkir, kecepatan sirkulasi, dan mengapa terjadi perubahan -perubahan biaya parkir hari ke hari. Transparansi belum terlihat di Jakarta dimana sistem yang ada saat ini tidak menyediakan faktur bukti pembayaran dalam setiap transaksi sehingga sangat sulit untuk menentukan seberapa realistis informasi yang tersimpan, terutama dalam mengeta¬¬hui berapa jumlah kendaraan yang terparkir. Saat ini sistem di Jakarta masih bergantung pada pegawai parkir, yang secara langsung bertanggungjawab dalam data-data mengenai jumlah dan berapa pendapatan yang dihasilkan. Data parkir yang tersedia hanya dapat diakses oleh operator, dan dikumpulkan secara lokal, sehingga akses terhadap informasi tersebut sangat sulit bahkan tidak memungkinkan. Hal ini menjadikan penghitungan finansial sistem tidak dapat diandalkan.
Sistem pembayaran parkir di Jakarta belum transparan karena orang yang menerima pembayaran adalah orang yang juga memeriksa apakah pengguna parkir telah membayar atau belum. sistem ini sarat dengan penyalahgunaan, karena pembayaran dan pengawasannya dilakukan oleh orang yang sama. Dalam operasinya, praktek yang diterapkan Jakarta masih mengundang pertanyaan, karena uang yang dibayarkan jatuh ke banyak tangan. Proses ini sangat terbuka, dan banyak pihak yang memiliki akses terhadap uang tersebut. Sistem ini juga belum bisa dibilang modern karena terbatasnya cara pembayaran yang dapat dilakukan. Operator memiliki tanggung jawab untuk menyediakan cara paling mudah dalam membayar. Dalam sistem parkir modern, kesempatan membayar lebih bervariasi karena dapat dilakukan baik dengan smart card, credit card bahkan pembayaran dengan sms.
[/vc_column_text] [/vc_column] [vc_column width=”1/3″ animation=”none” column_padding=”padding-1-percent” column_padding_position=”all” background_color=”#e0e0e0″ background_color_opacity=”1″] [vc_column_text]
Beberapa hal yang dilakukan dalam mengelola parkir antara lain:
- Instalasi beberapa signage lalu-lintas dengan teknologi terbaru (marka lalu-lintas)
- Pengawasan, modifikasi, dan perbaikan yang teratur
- Operasi dan pemeliharaan mesin pembayaran parkir
- Mengontrol aktivitas parkir, menegakkan regulasi parkir
- Customer service
- Pengelolaan pengenaan tarif dan proses pengumpulan pendapatan
- Komunikasi yang efektif dan penyediaan informasi yang cukup bagi pengguna
- Penyaringan dan proses pengolahan data (finansial, ahli transport) diperlukan
- Pengawasan berkala dan berkelanjutan terhadap sistem monitoring (dilakukan terpisah) serta intervensi yang dilakukan secara cepat
- Pemeliharaan operasi dan software diperlukan
- Memonitor data untuk pemerintah lokal, seperti tingkat okupansi, pendapatan dll
[/vc_column_text] [/vc_column] [/vc_row] [vc_row type=”full_width_content” bg_position=”left top” bg_repeat=”no-repeat” scene_position=”center” text_color=”dark” text_align=”left”] [vc_column width=”1/1″] [vc_column_text]
Sistem Parkir On-street Modern
Elemen mendasar dari sistem parkir on-street modern adalah mesin parkir. Sangat penting untuk membedakan parking meter dan mesin parkir. Parkir meter adalah instrumen sederhana yang berada di area parkir yang menunjukkan waktu parkir dan berapa yang harus dibayar baik dengan uang tunai, atau smart card. Sedangkan mesin parkir tidak lain adalah mesin tiket otomatis, yang digunakan untuk mengindari kesalahan manusia. Jumlah mesin parkir tergantung pada lokasinya. Prakteknya 20-50 tempat parkir memiliki 1 mesin parkir. Mesin ini bekerja tanpa campur tangan manusia sehingga dapat mengurangi potensi disalahgunakan.
Dalam sistem parkir modern, metode pembayaran non-tunai lebih dianjurkan. Sistem ini memberikan kesempatan kepada instrumen seperti smart card dan sms-pay lebih besar. Sistem parkir modern perlu didesain hemat-biaya, otomatis, dengan proses yang lebih cepat. Salah satu elemen penting dalam cost-effectiveness adalah sistem pengawasan yang terpisah dari operasinya, sehingga pengawasan dapat lebih diandalkan dan dapat meminimalisasi beberapa penyalahgunaan. Sistem parkir modern juga memungkinan untuk mengurangi beberapa kesalahan teknis dan lebih transparan karena pengawasan tidak hanya dilakukan oleh operator parkir, tetapi juga oleh pemerintah.
Salah satu dari elemen penting pengelolaan on-street adalah pengawasan. Regulasi parkir dibuat dengan objektif-objektif yang tidak akan dapat dicapai tanpa pengawasan yang tepat. Pengawasan online yang detail, efisien dan akurat serta informasi real-time 24 jam perlu dilakukan oleh operator dan pemerintah untuk setiap data. Beberapa perangkat modern dalam pengawasan adalah PDA (portable computer) yang memungkinkan pelacakan secara menerus oleh pengawas, dan mendokumentasi pengguna yang tidak bayar parkir dalam sistem yang lebih tertutup. PDA juga dapat memgambil foto sebagai bukti jika terjadi pelanggaran, atau beberapa insiden yang mungkin terjadi dan dapat tersimpan dalam memori, sehingga tugas pengawas tidak begitu berat.
Zoltan Gyarmati
Institute for Transportation & Development Policy (ITDP)
[/vc_column_text] [/vc_column] [/vc_row]