Share this
Urban Transport Discussion adalah sebuah diskusi publik terbuka mengenai isu transportasi dan perkotaan yang diadakan oleh ITDP Indonesia sejak awal tahun 2017. Urban Transport Discussion yang diadakan pada Kamis, 10 Oktober 2018 mengangkat tema “Buah Manis Ganjil Genap”. Narasumber yang turut dalam diskusi ini adalah Budi Kaliwono (Direktur Utama PT Transportasi Jakarta), Bambang Prihartono (Kepala BPTJ) dan AKBP Budiyanto (Kasubdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya). Diskusi ini dimoderatori oleh Udayalaksmanakartyasa Halim, ITDP Indonesia Policy and Research Manager.
Urban Transport Discussion 9 membahas sebuah kebijakan yang ada mengikuti momentum Asian Games dan Asian Para Games, kebijakan ganjil-genap yang pertama kali diimplementasikan pada bulan Mei 2016, diperluas hingga meliputi 8 ruas jalan dan berlaku selama 15 jam, dari pukul 06.00 hingga 21.00. Kebijakan ini diimplementasikan demi mengurangi jumlah kendaraan bermotor di jalanan dan memperlancar mobilitas para atlet. Perluasan kebijakan ganjil-genap guna mendukung kejuaraan olahraga Asian Games dan Asian Para Games dipandang oleh berbagai pihak sebagai momentum untuk mendorong, mengajak, serta mendidik masyarakat untuk beralih ke transportasi publik.
Sebagai pembukaan diskusi, ITDP Indonesia menyampaikan data mengenai kebijakan perluasan ganjil-genap yang berlangsung selama perhelatan Asian Games 2018 dan akan berakhir setelah Asian Para Games 2018 selesai. Paparan dari ITDP Indonesia mengenai gambaran umum dampak dari kebijakan ganjil-genap yang sedang berjalan. Menurut data Kementerian Perhubungan, kecepatan kendaraan meningkat sebesar 44% di ruas jalan yang diberlakukan ganjil-genap, sedangkan menurun sebesar 2,17% di ruas jalan alternatif. Selain itu, terdapat penurunan emisi CO2 sebesar 20,3%. Dari segi tingkat pelayanan jalan, VCR ruas jalan yang diberlakukan ganjil-genap menurun sebesar 20,37%, dan meningkat sebesar 6,48% di ruas jalan alternatif.
Narasumber pertama, AKBP Budiyanto mengakui kebijakan ganjil genap yang menggantikan kebijakan 3 in 1 merupakan salah satu upaya dalam membatasi jumlah kendaraan bermotor pribadi selama acara Asian Games dan Para Asian Games. “Sistem transportasi makro yang dijalankan Polda Metro Jaya berkaitan dengan penyediaan angkutan umum massal, pembatasan arus lalu lintas, dan peningkatan kapasitas jalan. Salah satunya ialah dengan kebijakan 3 in 1, tetapi setelah dievaluasi kebijakan ini memiliki beberapa kelemahan dan menimbulkan permasalahan sosial seperti joki, perampasan, eksploitasi anak. Berdasarkan itu, kami memberi rekomendasi ke Dinas Perhubungan DKI Jakarta untuk merubah kebijakan 3 in 1 menjadi kebijakan ganjil genap, di Sudirman-Thamrin dan sebagian Gatot Subroto hari Senin-Jumat. Bersamaan dengan pelaksanaan Asian Games, kebijakan ini diperluas baik jangkauan dan jangka waktunya. Setelah dievaluasi, kebijakan ini dilakukan perpanjangan menjelang Asian Para Games.”
Narasumber berikutnya, Bambang Prihartono selaku Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) mengapresiasi masyarakat yang selama ini telah mendukung kebijakan ganjil-genap. Ia mengungkapkan perluasan kebijakan perluasan ganjil-genap sudah diberlakukan selama hampir 3 bulan dan dalam rentang waktu tersebut, masyarakat sudah terbiasa untuk tidak menggunakan kendaraan pribadi saat nomor polisi kendaraannya tidak sesuai dengan jadwal ganjil-genap. Menurut Bambang, dengan adanya kebiasaan yang telah terbangun, akan sangat disayangkan jika kebijakan perluasan ini tidak dilanjutkan dan kembali ke kebijakan ganjil-genap terdahulu. Ia juga mengatakan akibat keefektifan dan dampak positif yang didapat dari kebijakan, Menteri Perhubungan mengarahkan munculnya kebijakan ganjil genap sebagai kebijakan nasional di 6 kota aglomerasi. “Saat ini, kota kedua yang diimplementasikan kebijakan ganjil genap setelah DKI Jakarta adalah Kota Denpasar, dalam rangka IMF,” ungkap Bambang.
Budi Kaliwono, Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), sebagai salah satu narasumber juga mengamini dampak positif dari kebijakan ganjil genap. Kebijakan yang hanya diterapkan di beberapa ruas jalan ini dirasa sudah memberikan cukup dampak ke kota secara keseluruhan. “Hal ini dibuktikan dengan jumlah penumpang harian Transjakarta yang meningkat tidak hanya di koridor yang beririsan dengan ruas jalan yang diberlakukan ganjil-genap, namun di seluruh koridor,” ungkap Budi. Selain itu, Budi juga mengakui bahwa, kecepatan rata-rata bus Transjakarta di Jakarta yang selama ini maksimal hanya 25 km/jam, mengalami peningkatan setelah diterapkannya kebijakan perluasan ganjil-genap.
Sebagai penutup diskusi, ITDP Indonesia percaya bahwa walaupun menuai banyak pro dan kontra dari masyarakat, kebijakan ganjil-genap di beberapa segmen jalan utama Jakarta dianggap efektif dalam meningkatkan jumlah pengguna serta performa layanan transportasi publik. Selain pemerintah yang terus mendorong kebijakan ini, respons dari masyarakat juga penting untuk kesuksesan dan keberlakuan kebijakan ganjil dan genap.