Author: Fani Rachmita

JAKARTA, KOMPAS — Penutupan jalan di pusat kota Jakarta terkait penyelenggaraan Konferensi Asia Afrika, Rabu (22/4), memicu kemacetan luar biasa. Warga amat dirugikan, terlebih operasi angkutan publik pun dibatasi. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta didesak memiliki manajemen lalu lintas dan kegiatan berskala besar yang lebih baik. 

Saat ruas Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman ditutup polisi, arus lalu lintas di jalur-jalur yang terhubung padat dan macet, terutama pukul 07.00-08.00. Budi (43), tukang ojek di Stasiun Tanah Abang, mengatakan, arus kendaraan di Jalan Jatibaru, Jalan Abdul Muis, dan Jalan Veteran terhenti. Sebagian pengguna sepeda motor memilih masuk ke gang-gang kecil menuju tempat tujuan.

Pengguna angkutan kota juga terjebak macet. Mereka terpaksa jalan kaki dari beberapa stasiun, seperti Stasiun Sudirman, Gondangdia, dan Tanah Abang, menuju kantor di Kawasan Monas serta Thamrin-Sudirman. Sementara penumpang transjakarta, khususnya di Koridor I, kebingungan karena bus tak bisa melintas di jalur semestinya.

JAKARTA, KOMPAS.com – Klaim Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang menyatakan jalan layang busway koridor 13 (Ciledug-Blok M) hanya untuk bus transjakarta mulai diragukan. Emblem-emblem transjakarta dianggap hanya pemanis agar kepentingan utama di balik pembangunan jalan layang sepanjang 9,3 kilometer itu bisa terlaksana. 

Keraguan itu muncul setelah Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia menemukan sejumlah rancangan yang menggambarkan ilustrasi mobil pribadi di dalamnya. Tidak hanya itu, pada sejumlah spanduk proyek juga tertulis kalau proyek tersebut adalah proyek pembangunan jalan layang non tol (JLNT), bukan jalan layang busway koridor 13. 

"Katanya khusus transjakarta, kok ada mobil sedannya? Ini bakal jadi jalan layang buat transjakarta aja atau jadi JLNT. Kita curiga emblem-emblem transjakarta hanya pemanis, tujuannya agar jalan layang bisa dibangun di situ. Jadi yang diincar jalan layang untuk mobilnya," kata Direktur ITDP Indonesia Yoga Adiwinarto kepada Kompas.com, Jumat (17/4/2015).

Kompas.com – Jalur transjakarta koridor 13 dibangun dalam konstruksi layang. Jalan layang yang akan digunakan memiliki panjang 9,3 kilometer dengan lebar 9 meter, yang terbagi dua arah dengan ketinggian bervariasi antara 18 meter dan 23 meter sesuai dengan letak dan tata ruang kondisi ruas jalan di bawahnya. 

Direktur Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) Indonesia Yoga Adiwinarto menilai, terdapat kekurangan pada rancangan jalan layang terpanjang di Jakarta itu. Kekurangan itu yakni tidak adanya akses untuk keluar masuk bus di bagian tengah. 

"Jalurnya kaku, tak ada akses keluar masuk di bagian tengah. Jadi nanti busnya akan berjalan Ciledug-Tendean bolak balik," ujar dia kepada Kompas.com, Minggu (5/4/2015). 

Yoga menganggap seharusnya jalur layang koridor 13 memiliki akses untuk keluar masuk bus, terutama di titik-titik yang bersinggungan dengan koridor lain, seperti di kawasan Pakubuwono (bersinggungan dengan koridor 8), dan kawasan Trunojoyo (bersinggungan dengan koridor 1). 

JakartaPost – The government has decided to build a new corridor for the Transjakarta bus rapid transit (BRT) system. Corridor 13, as they will call it, according to the order of construction, is feared will bring bad luck to Transjakarta, as well as to Jakarta, but this is not because of the number 13, but due to the poor logic and design behind the construction. 

Transjakarta’s Corridor 13 will connect Ciledug and Tendean in South Jakarta. It will be built almost entirely as an elevated corridor. This means the BRT system’s buses will travel on the elevated road, with stations also elevated.

 

JAKARTA (Pos Kota) – Meski sudah 12 koridor busway beroperasi, namun jumlah penumpang tidak lebih dari 360 ribu sehari. Sebab itu, agar pemilik mobil pribadi beralih ke busway, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaya Purnama (Ahok) harus meniru Walikota Bogota Kolumbia.

Data dari Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) menyebutkan, sampai saat ini rata-rata jumlah penumpang Bus Transjakarta setiap harinya hanya mencapai 360 ribu penumpang.

Bila mengacu pada jumlah layanan serupa yang ada di  negara lain, seperti Bogota Kolumbia, jumlah penumpang Transjakarta tergolong tak memuaskan.

Parkir Kebon Kacang

Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi Jakarta Pusat, berencana membangun sarana parkir bertingkat triple decker di sekitar kawasan Kebon Kacang, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Hal itu untuk mengatasi maraknya parkir liar di kawasan tersebut.

Kepala Suku Dinas Perhubungan dan Transportasi Kota Jakarta Pusat, Muslim mengatakan, nantinya akan ada tiga lokasi pembangunan sarana parkir tersebut.

The Institute for Transportation and Development Policy (ITDP) was commissioned by The Asian Development Bank (ADB) to develop a conceptual design for the Bus Rapid Transit (BRT) Corridor in Karachi. The work began in September 2014 and finished in March 2015. It was presented to stakeholders, including the government of Sindh, Karachi Mass Transit Cell, NGOs and Karachi transporters on March 20.

The red BRT corridor is 25 kilometres long with 41 stations — stretching from Safoora Roundabout along the University Road and continues to MA Jinnah Road until Merewether Clock Tower.

Karachi Buses

KARACHIYou use a car or motorcycle to get to work and it takes you at least an hour to reach home after 5pm. Imagine being able to save on fuel, time and stress by taking a bus that flows through traffic uninterrupted because it has its own dedicated lane? Oh, and it’s air-conditioned and safe and one arrives every two minutes.

Transjakarta Mar-2015

Subscribe

Sign up for updates on our projects, events and publications.

SIGN UP