Author: Fani Rachmita

JAKARTA (Suara Karya): Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengakui, terlambat menangani masalah angkutan umum atau public transport. Akibatnya, pelayanan seluruh moda transportasi umum sangat buruk.
Kemacetan semakin parah karena warga Jakarta dan kota-kota penyangga memilih menggunakan kendaraan pribadi saat menjalani aktifitas sehari-hari. Pilihan menggunakan mobil dan motor adalah keterpaksaan saja, karena pelayanan angkutan umum jauh dari nyaman, aman, dan tidak tepat waktu.

Masyarakat sebenarnya sadar, menggunakan mobil pribadi terpaksa menanggung konsekuensi, biaya yang tinggi. Macet berjam-jam di jalan, telah membakar bahan bakar minyak (BBM) sia-sia.
"Ya, kita memang terlambat menangani public transport tetapi kita terus mengupayakan peningkatan pelayanan busway yang sudah berusia 10 tahun terakhir. Tahun 2012 ini sudah ditambah melayani 11 koridor. Dan, tahun 2013 akan menambah lagi dua koridor baru," ujar Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) DKI Jakarta, Sarwo Handayani menjawab pertanyaan masyarakat pada seminar publik menyongsong Jakarta 2025 di Jakarta, Kamis (13/9).
Lebih lanjut Sarwo Handayani menambahkan, keterlambatan penanganan transportasi umum karena di bidang ini hanya dianggarkan 10 persen dari total Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).

Friday, 14 September 2012
JAKARTA– Kementerian Pekerjaan Umum (PU) terus melakukan pembenahan infrastruktur, terutama jalan, di Ibu Kota Jakarta menyongsong pelaksanaan ASEAN Economic Community (AEC) 2015.

“Salah satunya adalah pembangunan jalan tol sepanjang 2,7 kilometer,dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok untuk mendukung kegiatan ekspor- impor Indonesia,” kata Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Investasi Kementerian PU Setiabudi Albamar seusai diskusi bertema Infrastruktur dan Transportasi Jakarta 2025 di Jakarta, kemarin.

Pembangunan jalan tol tersebut dimaksudkan untuk mengatasi kemacetan dan memberikan kemudahan sejumlah transportasi dalam mencapai pelabuhan serta Terminal Peti Kemas di Tanjung Priok. Tak hanya itu,guna mengantisipasi kelebihan kapasitas di Pelabuhan Tanjung Priok karena arus barang yang keluar dan masuk ke Indonesia akan bertambah pada 2015,fasilitas dry port pun telah disiapkan di Cikarang, Jawa Barat.

Selain itu juga diupayakan pembangunan Pelabuhan North Kalibaru di Jakarta oleh PT Pelindo. Kementerian PU, lanjut Setiabudi, juga mendorong pembangunan fasilitas jalan baik jaringan jalan tol maupun jalan arteri dan flyover. Setiap tahun, kata dia,sekitar 45–55% anggaran Kementerian PU dikucurkan untuk pembangunan jalan.

Deputi Gubernur DKI Jakarta Bidang Transportasi,Perdagangan, dan Industri Sutanto Suhodho mengakui,rasio perbandingan ketersediaan panjang jalan dengan luas kota di Ibu Kota baru mencapai 6,2%. Sutanto mengatakan, luas wilayah daratan Jakarta sekitar 661 kilometer persegi namun harus menanggung jumlah penduduk sebanyak 9,6 juta di siang hari dan 12 juta pada malam hari. “Angka ini jauh dari ideal, jika dibandingkan dengan Singapura yang mempunyai luas daratan hampir sama dengan DKI Jakarta namun memiliki rasio jalan mencapai 12%,” kata Sutanto.

 

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA — Kawasan Malioboro dinilai menjadi kawasan yang tepat untuk pemberlakuan car free day. Pasalnya sebagai pusat kota Yogyakarta dan sebagau ikon wisata, Malioboro menjadi tempat yang strategis untuk pemberlakuan kebijakan tersebut. "Malioboro menjadi tempat strategis untuk pemberlakuan hal tersebut," terang Ketua Komisi C DPRD Kota Yogyakarta, Zuhrif Hudaya, Selasa (11/9). Menurutnya, hal tersebut…

We have been witnessing euphoria about electric car production in our public discourse, with the government aiming to mass produce 10,000 such vehicles in 2014. The talk about electric cars emerges hot on the heels of a government policy to curb fuel subsidies.

As part of that policy, the government once planned to promote the use of gas for the transportation sector. Electric cars, however, are a more likely answer to address mounting pressures on fuel subsidies resulting from increased fossil fuel consumption.

Moreover, with growing public awareness of global warming and the increasingly urgent need to reduce carbon emissions, the role of electric cars in our transportation system looks unavoidable. The next questions are: “How ready are we?” and “How should we deal with this electric car discourse?”

Electric cars are not new.  Technology for electric-powered cars was first developed in the 19th century, although it is unclear who exactly started developing the technology. Some sources say that in 1828, a Hungarian, Anyos Jedlik, developed an early type of electric engine, which was used to power a car. In the United States, Thomas Davenport developed an electric engine, which installed in a mini car model in 1834.  

However, the development of electric-powered cars did not last long due to the development of technology using internal combustion offering more powerful thrust, the capacity to power a vehicle longer distances and energy that was relatively cheaper than electric cars in terms of battery installation. The battery in an electric car is still more expensive and less economical than that in a conventional car.

Indeed, there are a number of social benefits of electric cars when compared to petroleum-fueled cars.

Sepanjang 23,5 kilometer Kanal Banjir Timur (KBT), Jakarta Timur, akan dibuat jalur sepeda. Namun sayang, ketidaktertiban pengendara motor mengancam keberlangsungan program tersebut.

JAKARTA, KOMPAS.com — Pembuatan jalur khusus sepeda di trase kering Kanal Banjir Timur (KBT), Jakarta Timur, disambut baik oleh para pengguna sepeda. Program Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tersebut dianggap mengakomodasi kebutuhan penggemar sepeda akan keselamatan di jalan.

Raditya Aditama (37), salah seorang penggemar sepeda, mengungkapkan hal tersebut. Warga Kavling DKI, Duren Sawit, Jakarta Timur, itu mengatakan, jalur sepeda dapat mengurangi risiko kecelakaan. Pasalnya, pria yang bekerja di wilayah Kuningan itu merasakan diskriminasi yang tinggi saat melintas di jalan umum, terutama dengan motor.

"Ya senang, mengurangi risiko. Setiap hari kan pulang pergi ke kantor naik sepeda, jaraknya 11 kilometer. Dari rumah lewat sini (KBT), lima kilometer safe-lah, enam kilometer sisanya baru fight lagi," ujarnya saat ditemui Kompas.com, Rabu (6/9/2012) sore.

Pria yang sudah setahun terakhir pergi pulang dari rumah ke kantor dengan sepeda lipatnya itu berharap, jalur sepeda tersebut benar-benar dimanfaatkan warga untuk beraktivitas. Terlebih bagi kendaraan bermotor, untuk tidak memanfaatkan jalur tersebut sebagai jalan pintas. Pasalnya, hal itu dapat mengganggu kenyamanan dan keselamatan para penggemar sepeda.

 

Published: Sunday, Sep 2, 2012, 11:34 IST
By DNA Correspondent | Place: Ahmedabad | Agency: DNA

How many times have you found pedestrians walking on the road and cursed them for hindering traffic? The findings of a street audit might interest you. More often than not, it is compulsion and not choice that pushes people to walk on the carriageway. About 20 corporate employees participated in a street audit exercise on Saturday. They found out that road space was inequitably distributed; pedestrian space was encroached and vehicles were parked haphazardly on road side leading to major traffic problems in the city.

Around 20 employees of different corporates of the city participated in the street audit exercise conducted by an Ahmedabad-based corporate social responsibility (CSR) research and advocacy group, The 4th wheel, and Institute for Transportation and Development Policy (ITDP). The participants spent three hours on three busy streets—CN Circle to Panchvati, Parimal Garden to Panchvati and CN Circle to Parimal Garden.

Jakarta – Jakarta masih punya paras cantik nan eksotis. Hal ini, tergantung bagaimana cara Anda menikmatinya. Banyak cara yang bisa dilakuan untuk menikmati cantiknya Ibukota. Mau tahu?

Kalau hanya duduk di dalam mobil pribadi atau keliling seharian di mal di Jakarta, itu sudah biasa. Cobalah bereksperimen dan lakukan 5 jurus yang detikTravel kumpulkan, Kamis (30/8/2012), untuk menikmati keindahan Kota Jakarta:

1. Berkeliling kota dengan bus TransJakarta

TransJakarta, angkutan umum modern di Jakarta yang murah meriah. Dengan hanya membayar Rp 3.500 per orang, pelancong sudah bisa keliling Jakarta dan sampai di beberapa titik lokasi wisata. Destinasi wisata yang dilewati oleh bus Transjakarta, seperti Monumen Nasional (Monas), Museum Nasional, Bundaran HI, Ancol, dan Ragunan.

Untuk menambah kenyamanan selama melakukan perjalanan menggunakan bus Transjakarta, traveler perlu mengetahui koridor dan tempat pemberhentian. Kalau tidak mengetahui tempat pemberhentian yang ingin dituju, Anda bisa bertanya kepada petugas yang ada di dalam bus, melihat peta Jakarta yang dilengkapi dengan rute Transjakarta, atau melihat papan informasi di halte Transjakarta.

Kondisi bus yang ber-AC dan bersih pun melengkapi kenyamanan pelancong saat keliling Jakarta. Lebih asyik lagi, jika perjalanan Anda dilakukan pada hari Sabtu atau Minggu.

 

Niken Widya Yunita – detikNews

 
Jakarta Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBBG) Rambutan tidak beroperasi selama 2 hari sejak hari ini hingga Jumat (31/8) besok. Akibatnya 4 koridor bus Transjakarta (TransJ) terancam datang telat alias ngaret.

"Kepada seluruh pengguna bus Transjakarta, kami mohon maaf karena hari ini dan besok ada sedikit gangguan pelayanan yakni sedikit keterlambatan kedatangan 4 bus," ujar Kepala UP Transjakarta Busway M Akbar, dalam rilisnya, Kamis (30/8/2012).

Menurut Akbar, 4 koridor bus yang bakal telat datang yakni koridor V (Ancol-Kampung Melayu), Koridor VI (Ragunan-Dukuh Atas), koridor VII (Kampung Rambutan-Kampung Melayu) dan koridor IX (Pinang Ranti-Pluit).

Akbar menambahkan, SPBBG Kampung Rambutan telah melampaui kuota maksimum bulanannya yang ditetapkan oleh Perusahaan Gas Negara (PGN). Karena itu, pengisian BBG seluruh bus Transjakarta dialihkan ke SPBBG Pinang Ranti, SPBBG Pancoran dan SPBBG Pemuda.

 

BY MARITES S. VILLAMOR, Visayas Bureau Chief

CEBU CITY — Road right-of-way acquisition and widening to pave the way for dedicated lanes of the bus rapid transit system planned here are targeted to start here next year, local officials said.

   
An allocation of P975 million as peso counterpart fund for the Cebu Bus Rapid Transit (BRT) System project is included in the proposed 2013 budget of the Department of Transportation and Communications (DoTC), according to the Budget department’s Web site.

The infrastructure component of the BRT system, which is targeted for roll-out in 2015, as well as consulting services for detailed engineering design will be proposed for funding through a loan from the World Bank, the DoTC announced on Friday last week.

The rolling stock, or the bi-articulated buses, as well as their operation and maintenance, will be opened to the private sector through the public private partnership (PPP) scheme, which is being explored under the build-operate-transfer (BOT) framework, said Cebu City Traffic Operations Management (Citom) Chairman Sylvan Jakosalem.

"Actual construction of the bus lanes and stations under the infrastructure component is supposed to start in March 2013," Mr. Jakosalem said in a telephone interview.

Citom, representing the Cebu City government, will be coordinating closely with the DoTC in the implementation of the project.

In a statement, the DoTC said the Cebu BRT will field 176 buses and serve about 330,000 passengers daily starting 2015. A total of 33 stations will be built along the 16-kilometer route, from Bulacao in southern Cebu City to Talamban in the north, with buses arriving every two to five minutes

Subscribe

Sign up for updates on our projects, events and publications.

SIGN UP